JAKARTA, PGI.OR.ID – Suasana ibadah awal tahun PGI cukup meriah karena dihadiri staf PGI, sejumlah mantan Ketua Umum PGI, para mitra dan sejumlah tamu undangan yang dipusatkan di lantai 5 Grha Oikumene, Jakarta, Senin (6/1). Ibadah yang dimulai pukul 11.00 WIB dibuka dengan rangkaian acara yang mengalir yang berpusat pada refleksi yang dibawakan oleh Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty. Juga disajikan kaleidoskop perjalanan selama 2019, seperti pemilihan kepala negara dan legislatif serta rangkaian kegiatan lainnya yang dilakukan oleh PGI secara umum, hingga puncaknya adalah Sidang Raya ke XVII di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Penampilan pengisi acara, seperti tari Sajojo sebelum pemberian persembahan juga mewarnai rangkaian ibadah tersebut.
Refleksi yang berdasar bacaan Injjil Yohanes 15 ayat 14-15 disampaikan Pdt. Manuputty dalam ibadah itu. Sekum PGI mengingatkan kerja layan PGI, bahwa bukan seberapa banyak sahabat yang dimiliki tapi seorang sahabat sejati adalah dia yang rela mengorbankan diri bagi sahabat-sahabatnya sebagai manifestasi dari sikap saling mengasihi. “Seorang sahabat sejati akan mengusung unconditonal love. Cinta yang tanpa syarat dan sacrificial love, cinta yang rela berkorban, sebagaimana dinyatakan Kristus dalam pengampirannya kepada kita, ini menjadi jantung dari pemberitaan Yohanes,” katanya.
Lebih jauh Pdt. Jacky mengatakan bahwa jika kita menghendaki dalam perjalanan bumi untuk terus berkembang maka perlu investasi menyeluruh dalam hubungan yang kaya dan solid berbasis spirit untuk memberikan diri.
“Spirit cinta kasih di dalam kerelaan untuk mengorbankan diri. Kita dituntut untuk merebut kembali kemitraan komunitas yang saling menghidupi sebagai bagian penting dari hak azasi sebagai manusia dan sebagai wujud pemaknaan dari hakekat kita sebagai ciptaan,” ujarnya.
PGI, kata Pdt. Jacky, mengemas empat situasi krisis yang akan dihadapi dalam pengembangan pelayanan yang akan dihadapi selama lima tahun ke depan.
“Krisis kebangsaan, krisis keesaan, krisis ekologi, dan krisis yang disebabkan oleh disrupsi perkembanagn teknologi informasi dan sejenisnya. Saya yakin, kita sama memahami seluruh indikator real dibalik rumusan krisis-krisis ini. Pilihan tema Hendaklah Menjadi Sahabat bagi Semua Orang merupakan kontra narasi yang secara spiritual mengisyaratkan diarusutamakannya spirit pro hidup untuk melawan spirit pro mati dibalik semua krisis yang berkembang itu. Tantangannya tidak mudah, tapi kita diingatkan bahwa manusia adalah karya revolusioner Allah yang diberikan kemampuan untuk memilih, menghancurkan tantangan hidup ilahi di planet ini atau kita memutuskan mengembangkan pro hidup yang memancarkan cinta kasih ilahi,” ujarnya.
Tantangan ini, lanjut Pdt. Jacky, tidak bisa dihadapi hanya dengan debat intelektual. Tantangan ini menuntut kita secara total sepenuhnya investasi hati, keinginan besar untuk melayani, memberi diri bagi yang lain bahkan hasrat yang bergelora untuk berkorban bagi yang lain sebagaimana Kristus mencontohkannya bagi kita. Tuhan memberkati perjalanan bersama kita di tahun 2020 di dalam spirit roh yang hidup.
Rangkaian ibadah awal tahun kemudian ditutup dengan makan siang bersama dan ramah tamah dari para undangan yang hadir. Ibadah awal tahun adalah kegiatan rutin yang dilakukan PGI untuk mengawali kerja layan sepanjang tahun dan juga menjadi ajang bertemua dan mempererat staf, mitra serta undangan yang hadir.
Pewarta: Philips A.S