KUPANG,PGI.OR.ID-“Sebelum kompetisi ini kami adalah sahabat, jika kompetisi politik membuat kami saling menyakiti itu hal yang sulit kami hindari namun kami sadar bahwa kami adalah bagian dari gereja sehingga hukum kasih tetap menjadi landasan dalam seluruh kehidupan kami.”
Pernyataan itu disampaikan Aljeri Monas calon wakil bupati Kupang nomor urut 1 saat menyampaikan isi hati Pasangan Calon (paslon) dalam percakapan pastoral politik yang diselenggarakan Majelis Sinode GMIT, Minggu (24/6) di jemaat Betel Oefafi.
Monas meminta paslon lain agar siapa pun yang terpilih pada tanggal 27 nanti agar tetap menghormati pilihan rakyat sekaligus merawat relasi persaudaraan pasca pilkada. “Kalau tanggal 27 Juni paket Harmoni terpilih mari kita terima, tetapi kalau paket lain yang Tuhan utus mari kita hormati dan terima. Dan, setelah tanggal 27 tidak boleh ada masalah di antara kita karena kita adalah sahabat,” ujarnya.
Ajakan Monas tersebut juga diaminkan paslon Nelson Matara. “Kita semua bersaudara, dipanggung kita berbeda tapi dalam Tuhan kita bersaudara,” ucap Nelson.
Sementara paslon Korinus Masneno dan Jerry Manafe mengimani bahwa hidup adalah kesempatan untuk melayani Tuhan dan sesama, karena itu paketnya menyerahkan seluruh proses pilkada dalam kehendak Tuhan.
Menyadari pentingnya pendidikan politik bagi warga juga kepada para calon pemimpin kepala daerah di NTT, GMIT mengadakan percakapan pastoral politik di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Rote-Ndao, kabupaten Kupang dan Kota Kupang bagi Paslon gubernur dan wakil gubernur.
Ketua MS GMIT, Pdt. Mery Kolimon mengatakan percakapan pastoral politik tersebut bertujuan memastikan warga GMIT yang merasa terpanggil untuk kepemimpinan publik mendapat kesempatan untuk berefleksi mengenai makna pilihan dan keterpanggilannya. Melalui pastoral politik itu juga, kata Pdt. Mery, Gereja (GMIT) berkontribusi bagi pembangunan daerah dan bangsa. (sinodegmit.or.id)
Be the first to comment