Para Pengungsi Kristen Keluar dari Hutan Kamboja

Delapan warga suku Montagnard telah keluar dari persembunyian di daerah terpencil yang berbatasan dengan Kamboja dimana mereka melarikan diri dari Vietnam akibat penganiayaan, demikian Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sabtu.

Khawatir akan kesehatan mereka nanti diserang penyakit malaria kalau mereka tetap tersembunyi di hutan – kemudian mereka menghubungi kelompok-kelompok hak asasi dan PBB – takut ditangkap dan dideportasi oleh pemerintah Kamboja.

Seorang pejabat PBB dan aktivis hak asasi setempat mengatakan bahwa delapan warga Montagnard, termasuk seorang wanita, muncul dari tempat persembunyian mereka dan bertemu dengan tim PBB pada Sabtu pagi.

“Kami membawa mereka keluar dari hutan,” kata pejabat PBB melalui telepon.

Aktivis HAM mengatakan sebuah kelompok lain yang terdiri dari lima orang tetap bersembunyi di hutan dan sedang mempertimbangkan menghubungi PBB.

Khieu Sopheak, juru bicara kementerian dalam negeri Kamboja, menuduh PBB melanggar kedaulatan kerajaan dengan menyelamatkan para pencari suaka tanpa bekerjasama dengan pemerintah Kamboja.

“Mereka bisa membawa para pencari suaka itu ke Phnom Penh, tapi apakah mereka dianggap sebagai pengungsi akan ditentukan oleh negara tuan rumah,” katanya.

PBB mengatakan pemerintah Kamboja setempat telah menolak akses PBB untuk membantu warga Montagnard, yang berasal dari kelompok etnis minoritas Jarai dan dilaporkan menderita berbagai penyakit fisik termasuk demam berdarah dan malaria.

“Sekarang, mereka senang karena mereka bertemu dengan PBB secara langsung,” kata Chhay Thi, koordinator Rattanakiri untuk kelompok hak Kamboja.

“Mereka berharap mereka tidak akan ditangkap dan dideportasi,” tambahnya.

Tahun 2001 pasukan Vietnam melakukan tindakan represif terhadap para demonstran  di Dataran Tinggi Tengah, mendorong eksodus warga Montagnard.

Vietnam meminta Kamboja memulangkan warga Montagnard yang melarikan diri.

Pada Mei 2011 ribuan orang Hmong – salah satu kelompok Montagnard – berkumpul di laut Vietnam untuk menanti kedatangan seorang “mesias”.

Pertemuan tersebut dirusak oleh otoritas. Puluhan orang telah dipenjara terkait insiden itu dan Vietnam telah menuduh mereka sebagai separatis untuk menggulingkan pemerintahan komunis.

Sumber: ucanews.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*