PGI – Jakarta. Selasa malam kemarin, tepatnya 09 Desember 2014, pukul 19.00 WIB, bertempat di gedung Gereja Imanuel Gambir, Jakarta, sebuah sajian musik berkelas karya maestro musik klasik, Johan Sebastian Bach ditampilkan oleh mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Saya sangat senang berkesempatan menikmati secara langsung pertunjukan musik klasik ini, kata beberapa orang pengunjuang yang hadir mewakili ekspresi sukacita yang terpancar dari pengunjung lain dan masyarakat musik yang hadir memenuhi ruang Ibadah GPIB Imanuel. Oratorio Natal tersebut dilselenggarakan atas kerjasama UKSW dan Keduataan Besar Jerman di Indonesia. Ini merupakan sebuah langkah awal untuk kerjasama lainya kedepan, Prof. DR. John A. Titaley dalam sambutan pembukaan, menegaskan. Sebelumnya Oratorio Natal ini telah berlangsung di GBI Hasanuddin Salatiga pada tanggal 4 Desember, dan 5 Desember telah berlangsung juga di GIA Pringgading – Semarang, dan pertunjukan ini merupakan penutup dari rangkaian pertunjukan yang telah dijadwalkan.
Sangat beralasan ungkapan tersebut apalagi ditengah konteks sajian tiap hari musik kontemporer dan modern era, yang mendominasi pendengaran kita. Dalam pertunjukan ini, peserta seolah-olah dibawa masuk kedalam zaman Barok dan Rokoko yang terkenal itu dengan ornamental musiknya. Cantata 248 diantara ratusan Cantata Bach yang masih hidup hingga kini, menjadi semakin menarik ditampilkan dengan perpaduan Biola, Flute, Celo, Piano, Choir serta ensamble musik lainya terasa menyulap ruangan GPIB Immanuel menjadi sebuah pentas oratorium Klasik yang luar biasa. Ulrich Kremer konduktor berkebangsaan Jerman yang memimpin Ensambel tersebut, didatangkan langsung oleh Kedutaan Besar Jerman di Indonesia, menjadi aktor yang sangat penting pada malam itu. Terlihat disana-sini, para pengunjung meberikan apresiasi dengan tepuk tangan yang sangat hormat kepada sang konduktor.
Paduan suara dan vocal musik orkestra menghabiskan dua sesi dengan karya Bach sekitaran 1723 itu mengisahkan cerita kelahiran Yesus Kristus sebagai karya Allah yang besar. Misalkan Evangelista (Tenore) yang bercerita tentang perintah kaisar Agustus supaya semua orang di seluruh dunia mesti mendaftarkan diri dikota masing-masing. Demikian juga Yusuf dan Maria yang sedang mengandung bayu Kudus pergi menuju kota Davis (Daud) di Bethlehem wilayah Yudea, di mana setibanya mereka disana, waktunya untuk Maria bersalin. Berturut – turut seperti rangkaain cerita dan layaknya khotbah Natal seorang pendeta Protestan, dalam Choral diceritakan bagaimana seharusnya sesorang menyambut kehadiran Raja Damai yaitu Kristus sendiri. Seorang Raja yang dalam kesederhanaan menyapa kaum tertindas dan memberikan harapan masa depan yang baru, dalam alunan gesekan biola dan esambel musik, membuat setiap pendengarnya tenang dalam penghayatan.
Dengan demikian masa raya Adventus umat Kristen ini, terasa semakin bermakna menyongsong perayaan Natal tahun ini. Banyak pengunjung yang berharap, acara semacam ini dapat terus lakukan dan bahkan bisa dinikmati secara lebih meluas di seluruh Indnonesia.
Fakultas Pertunjukan Program Studi Seni Musik UKSW yang berkomitmen mewujudkan UKSW sebagai universitas magistrorum dan scholarum, terpanggil mengembangkan kesenian khususnya seni musik yang adalah faktor penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan berkonsentrasi pada komposisi musik, penyajian musik dan musik gereja, Fakultas pertunjukan UKSW terbukan menerima mahasiswa baru 2015, dengan jalur pemamatik (tanpa tes), jalur tes dan jalur tes harian. Jika anda sebagai kalangan pencinta musik klasik yang ingin memperdalam ilmu, silahkan hubungi website UKSW (www.uksw.edu). (HeLo)
Be the first to comment