Negara Harus Jamin Keamanan Beribadah, Jelang Natal

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Pdt. Gomar Gultom, M.Th menyerukan pemerintah harus menjamin keamanan menjelang hari raya umat beragama, dalam hal ini umat Kristen yang tidak lama lagi akan merayakan Natal.

“Kalau masih ada pengamanan ekstra (menjelang Natal) menunjukkan kemananan negara kita belum stabil, oleh karena itu ini merupakan tantangan bagi aparat keamanan negara tentang jaminan keamanan,” kata GultomSelasa (2/12/2014) di Kantor PGI, Jalan Salemba Raya No. 10, Jakarta Pusat.

Menurut situs resmi Polda Metro Jaya, poldametrojaya.info, Sabtu (29/11) lalu di Gedung Serbaguna RW. 012 Kel. Pegangsaan Dua Kelapa Gading Jakarta Utara telah berlangsung giat Nongkrong Bareng Polsek Kelapa Gading dengan beberapa ormas (FBR, FORKABI, dan PP) wilayah Kelapa Gading Jakarta Utara.

Dalam giat tersebut Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Drs. Sutriyono mengajak kepada ormas bersatu padu dalam melaksanakan kegiatan apapun seperti Bhakti sosial dan ikut serta dalam pengamanan acara seperti giat Natal dan Malam Tahun Baru.

Tidak hanya itu, Polda Metro Jaya melakukan sejumlah langkah antisipatif menjelang perayaan tahun baru. Salah satunya, kegiatan bersandi operasi senyap yang akan diperkuat 10.938 personel mulai (23/12/2014) hingga (1/1/2015).

“Sasaran pengamanan adalah tempat ibadah, wisata, dan pusat-pusat keramaian. Tetapi, bila situasinya berubah, tidak tertutup kemungkinan operasi tersebut diperpanjang,” seperti diungkapkan Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombespol Muhammad Chairul Noor Alamsyah, Senin (1/12/2014).

Operasi senyap merupakan kepanjangan dari operasi lilin yakni kegiatan untuk mengamankan perayaan Natal yang fokus pada gereja-gereja dan tempat ibadah. Di Jakarta ada 948 gereja. Perinciannya, di Jakarta Barat 219 gereja, Jakarta Pusat (125 gereja), Jakarta Timur (182 gereja), Jakarta Selatan (151 gereja), dan Jakarta Utara (271 gereja).

Pada operasi senyap, petugas fokus berjaga sesuai pos masing-masing. Terutama di lokasi wisata dan tempat hiburan malam di Jakarta.

“Natal adalah peristiwa rutin, di mana umat setiap tahun bersyukur dan merayakan Natal dan kita harus optimistis tidak akan ada tindakan yang menganggu ketertiban umum sehingga tidak memerlukan pengamanan ekstra,” Gultom menambahkan.(satuharapan.com)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*