
JAKARTA,PGI.OR.ID-Perayaan Hari Natal Nasional 2015 pada tanggal 28 Desember 2015 di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), hendaknya dirayakan secara meriah namun sederhana. Karena hal ini tidak mudah, maka perlu dipersiapkan sebaik-baiknya.
Pesan tersebut disampaikan MPH PGI saat menerima kunjungan Panitia Hari Natal Nasional 2015 di Grha Oikoumene, Jakarta, Senin (14/12). Perayaan Hari Natal Nasional 2015 mengambil tema Natal PGI-KWI 2015 yaitu “Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah”.
“Tidak mudah meramu perayaan Natal yang meriah di tengah-tengah keprihatinan. Mengingat kemiskinan, ketertinggalan, dan bencana kekeringan yang terjadi setiap tahun di Kupang. Maka diperlukan kepiawaian dalam penyusun ibadah supaya tetap meriah namun dengan kesederhanaan,” papar Pdt. Gomar Gultom, MTh, Sekretaris Umum PGI.

MPH PGI juga berharap agar Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa daerah di NTT yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masyarakat di NTT tidak hanya merasakan perayaan Natal, tetapi ada hal-hal positif yang dilakukan setelah perayaan.
Terkait tema Perayaan Hari Natal Nasional 2015, Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, Ketua Umum PGI menjelaskan, bahwa pengertian Keluarga Allah sering diartikan secara sempit, yaitu hanya keluarga Kristen saja. Padahal, Keluarga Allah yang dimaksud adalah seluruh ciptaan. “Tema ini juga cocok dalam rangka upaya kita untuk mendorong masyarakat, jemaat untuk peduli terhadap masalah kerusakan lingkungan,” tandasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Oditha R Hutabarat, Dirjen Bimas Kristen, menyampaikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam Perayaan Hari Natal Nasional 2015, seperti bakti sosial berupa pengobatan gratis di Kabupaten Alor, dengan target 1900 pasien, sunatan massal, operasi katarak, pembagian sembako, santunan ke panti asuhan dan panti rehabilitasi kusta, baik yang dikelola gereja maupun pesantren, bantuan kepada gereja yang terkena gempa, dan pengeboran sumber air bersih di tiga lokasi. Seluruh aksi sosial tersebut melibatkan Basarnas dan TNI.

“Memang karena acaranya begitu banyak maka ada kegiatan yang diundur pelaksanaanya pada tanggal 12-13 Januari 2016,” jelas Ouditha. Sementara untuk ibadah perayaan akan dilakukan oleh para pendeta dari Sinode GMIT dan Keuskupan Kupang.
Pdt. Henriette mengapresiasi panitia yang menyerahkan pelaksanaan ibadah Perayaan Hari Natal Nasional 2015 kepada para pendeta dari daerah itu. “Mempercayakan liturgi, tata ibadah dan pimpinan ibadah kepada gereja yang ada di sana saya kira sangat baik. Dan, memang perlu didorong kerjasama lintas agama. Kami juga berharap kegiatan bakti sosial dapat berjalan dengan baik, mengingat bencana baru saja terjadi di sana, dan sangat baik bantuan diberikan kepada semua masyarakat yang terkena bencana, tidak hanya umat Kristen,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo menunjuk Kupang, Ibu Kota NTT sebagai lokasi penyelenggaraan Perayaan Hari Raya Natal Nasional 2015.
Perayaan Hari Natal Nasional akan digelar pada 28 Desember di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT, dan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong ditunjuk sebagai Ketua Panitia Natal Nasional 2015.
Editor: Jeirry Sumampow