JAKARTA, PGI.OR.ID – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) Masa Bakti 2015-2018 didominasi oleh pimpinan pemuda gereja. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan konsolidasi selama 3 tahun kepengurusan sebelumnya, yang melihat GAMKI tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak melibatkan pemuda gereja sebagai basis.
Michael Wattimena, Ketua Umum GAMKI menyampaikan hal tersebut usai Serahterima Jabatan DPP GAMKI Masa Bakti 2015-2018 di Grha Oikoumene, Jakarta, Jumat (14/8).
“Mereka ada dari pimpinan pemuda GPIB, HKBP, Gereja Toraja, Gemindo, dan banyak lagi, maka diharapkan terbangun kebersamaan dan komunikasi antara pemuda gereja dengan GAMKI. Dalam kepengurusan sekarang perwakilan gender juga cukup banyak. Sehingga GAMKI tidak lagi ibaratnya berjalan atau berlari, melainkan akan terbang tinggi bersama pengurus yang baru,” ujar anggota DPR RI dari Partai Demokrat ini.
Michael juga menambahkan: “Pemuda Kristen dan gereja-gereja telah mengakui bahwa GAMKI adalah satu-satunya organisasi pemuda Kristen yang membawakan suara pemuda Kristen di tengah masyarakat, bangsa, dan gereja,”
Sebagai organisasi pengkaderan, lanjutnya, GAMKI wajib mempersiapkan anggotanya untuk terlibat aktif dalam segala aspek kehidupan di tengah masyarakat. Jika ini tidak dapat dilakukan, maka merupakan suatu kemunduran bagi kepeloporan pemuda ke depan.
Lebih jauh Michael menjelaskan, amanat Kongres ke-X GAMKI yaitu konsolidasi internal, menghadirkan GAMKI di seluruh Indonesia dengan membentu DPC-DPC hingga ke tingkat kabupaten, kaderisasi GAMKI yang berjenjang, dan melakukan sinergitas kepada seluruh sinode gereja dalam rangka mewujudkan gerakan keesaan di Indonesia.
“Amanat kongres ini bukan beban tetapi sukacita karena Tuhan memberi kesempatan kepada kami untuk bekerja, berdoa, dan melayani di tengah masyarakat, bangsa, dan gereja,” ujarnya.
Sementara itu, Pendeta Henriette Hutabarat-Lebang, Ketua Umum PGI dalam sambutannya menegaskan, kiprah GAMKI dalam arak-arakan gerakan keesaan telah dimulai sejak lembaga ini berdiri. “Dalam sejarahnya GAMKI sudah menjadi bagian dalam arak-arakan gerakan oikoumene, dan sejak awal sudah ikut berjalan bersama, dalam bersaksi dan melayani di tengah kehidupan bangsa, dan gereja,” tandasnya.
Keberadaan GAMKI sebagai wadah yang strategis bagi generasi muda sangat dibutuhkan, terutama di tengah perubahan masyarakat Indonesia yang begitu cepat dan majemuk. Sebab itu, dibutuhkan kerjasama dalam rangka mendampingi angkatan muda ini, untuk kritis dan realistis.
Pendeta Henriette menambahkan: “Sidang Raya ke 16 PGI di Nias mengangkat 4 isu utama yaitu kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme, dan kerusakan lingkungan. Keempat isu tersebut menjadi pergumulan bersama, termasuk GAMKI, bagaimana memperlengkapi generasi muda untuk peduli terhadap masalah-masalah tersebut.”
“Sebab itu, kita perlu menekankan spiritualitas keugaharian, keyakinan iman bahwa Tuhan memberikan cukup bagi kita semua, tidak boleh ada serakah. Hal ini bisa terjadi jika ada kemauan kita untuk memperbaharui budi,” katanya.
Kegiatan Serahterima Jabatan DPP GAMKI Masa Bakti 2015-2018 dan Rakernas I GAMKI diawali dengan peresmian kantor sekretariat DPP GAMKI di lantai 4 Grha Oikoumene, Jakarta.