Mewujudkan Gereja Menjadi Sahabat Bagi Alam

PGI – Jakarta. Jika kita mengabaikan relasi (hubungan) harmonis antara Tuhan-manusia-alam, maka kita akan membuat ketidak-seimbangan, yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan manusia itu sendiri.  Ini adalah pesan kearifan. Kearifan yang menjadi kewajiban moral untuk mendorong pemeluknya lebih peduli terhadap lingkungan, dan untuk itu pemahaman dimaksud perlu dikembangkan lebih luas dan lebih intensif dari apa yang telah dicapai.

Karena itu, dalam rangka menanamkan pemahaman akan kepedulian terhadap lingkungan, maka PGI dan STT Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup telah menyusun sebuah petunjuk panduan bagi gereja-gereja bagaimana gereja mampu menjadi sahabat alam.

Buku “Pedoman Gereja Sahabat Alam” ini disusun untuk memberikan panduan bagi umat Kristen dalam menerapkan kehidupan dan budaya gereja yang peduli terhadap lingkungan hidup.

Penyusunan buku panduan ini sesungguhnya untuk menjalankan amanat Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) PGI  tahun 2013 di Kupang. Ini merupakan komitmen gereja-gereja di Indonesia untuk ikut serta mengatasi masalah-masalah agraria dan krisis sumber daya alam. Artinya kita sebagai gereja perlu peduli pada lingkungan kita untuk menyelamatkan tanah (baca: agraria) dan sumber daya alam.

Dalam Dokumen Keesaan Gereja tentang PTPB butir 111 disinggung tentang penataan rumah agar  dapat didiami secara layak. Istilah yang dipakai untuk penataan rumah tersebut adalah “ekonomi”. Kalau dilihat akar katanya, maka istilah “ekonomi” memakai kata “oikos” (rumah), yang sama dipakai untuk istilah “oikoumene”. Inilah yang dirumuskan gereja-gereja di Indonesia: “Rumah (oikos) yang di dalamnya manusia hidup harus dikelola dan ditata.” Ini sejalan dengan mandat Allah kepada manusia untuk menjadi penatalayan dalam mengusahakan bumi ini bagi kesejahteraannya (Kej 1:28).

Dengan pemahaman teologis itulah maka gereja-gereja di Indonesia bertekad mewujudkan  Gereja menjadi sahabat alam. Karena itu, PGI dan STT Jakarta mengadopsi Green Church dari Canadian Centre for Ecumenism yang disesuaikan dengan konteks alam dan jemaat di Indonesia.

Buku Panduan Gereja Sahabat Alam ini menjelaskan aktivitas Gereja Sahabat Alam (GSA), antara lain: Khotbah Eko-Profetis, Liturgi dan Keutuhan Ciptaan, Kurikulum Pendidikan Kristen terkait  GSA, pengelolaan sampah,  tanaman dalam pot, konservasi air, dan pembuatan lubang resapan biopori.

Dalam buku ini juga kita dapat melihat beberapa model GSA seperti: GPIB Jemaat Kharisma, GKI Jemaat Kemang Pratama, dan GMI  Jemaat Simalingkar. Ketiga gereja yang menjadi model GSA ini diharapkan dapat memotivasi gereja-gereja lain berlomba-lomba mewujudkan GEREJA SAHABAT ALAM. Softcopy Buku Panduan GSA ini sudah dapat Anda unduh (download)  di bawah ini. (Boy Tonggor Siahaan)

Icon PDF Download

Buku Panduan Gereja Sahabat Alam

Unduh (download juga) yang berikut ini:

Icon PDF Download

Buku Panduan Kerusakan Lingkungan

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*