Metode Penanaman Pancasila Harus Variatif Kebangsaan

SEMARANG,PGI.OR.ID-Penanaman dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila kepada siswa dan kalangan muda jangan terpaku pada komunikasi satu arah. Menyesuaikan zaman, materi-materi perlu disampaikan dengan lebih menarik dan variatif, seperti melalui film.

Deputi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Sonny Soeharso, di sela-sela diskusi kelompok terarah (FGD) ”Wawasan Kebangsaan” di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (17/7) sore, mengatakan, cara tersebut relevan dengan cepatnya perkembangan teknologi. ”Penanaman nilai-nilai Pancasila perlu pendekatan secara digital. Metodologinya harus bervariasi, seperti memanfaatkan teknologi informasi, termasuk gadget (gawai). Juga bisa melalui film tentang Pancasila. Jadi, sosialisasi tidak hanya dengan ceramah misalnya,” kata Sonny.

Sonny menambahkan, BPIP sebenarnya menyiapkan sejumlah media untuk menyebarkan ”virus” Pancasila, dengan cara yang cocok bagi generasi millenial, seperti melalui film, Youtube, dan media sosial. Namun, hingga saat ini, belum terlaksana lantaran belum cairnya anggaran. Karena itu, ujar Sonny, pihaknya siap berharap akan inisiatif dari masyarakat, perusahaan BUMN, dan swasta. Pihaknya siap memfasilitasi. *”Sudah ada beberapa yang jalan, seperti film Lima. Yang bekerja ialah kaum muda, generasi milenial. Kami harap hal seperti ini semakin banyak*,” katanya.

Guru, orangtua, dan lingkungan, lanjut Sonny, memiliki peran sentral dalam pembinaan ideologi Pancasila. Selain penanaman Pancasila di sekolah, penting untuk memastikan orangtua juga melakukannya di rumah. Sebab selain subyek, anak juga merupakan obyek pendidikan.

Pada Selasa, Ikatan Alumni (Ikal) Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) Jateng menggelar FGD ”Wawasan Kebangsaan” yang diikuti Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dari 35 kabupaten/kota se-Jateng. Hadir juga sejumlah kepala Badan Kesbangpol dari 7 kabupaten/kota.

Ketua Ikal Lemhannas Komisariat Jateng Sri Puryono mengatakan, FGD tersebut merupakan upaya menunjukkan tindakan nyata dari deklarasi Jateng Benteng Pancasila. ”Kami ingin betul-betul mengimplementasikannya, yakni pengalaman dari sila-sila di Pancasila,” kata Sri. Sri Puryono, yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, menambahkan, gejolak atau tingkat kerawanan di Jateng cenderung rendah dibandingkan sejumlah provinsi lain. Namun, Pemprov Jateng harus tetap menangkalnya sejak dini, karena itu, revitalisasi tentang pemahaman Pancasila penting.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Pekalongan Sugeng mengatakan, di sekolah, pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) selalu diberikan kepada siswa. Namun, kreativitas dan inovasi guru saat mengajar menjadi hal krusial. Bahkan, itu berlaku untuk seluruh mata pelajaran. (Kompas.id)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*