BUOLTOLITOLI,PGI.OR.ID-Tak bisa disangkali seiring dengan perkembangan zaman termasuk modernisasi dengan teknologi digital, maka gerejapun terdampak dengan dinamika tersebut, sebab gereja ada di dalam dunia, dan diperintahkan Tuhan untuk mengasihi dan berbuat bagi dunia, supaya dunia percaya. Sebab itu, gereja perlu mengadakan penyesuaian perangkat aturannya untuk menghadapi dan memberi jawaban relevan dan teologis terhadap zaman yang terus berubah dan berkembang.
Sadar akan kondisi tersebut, GPIBT melaksanakan “Seminar Tata Tata Gereja” selama dua hari (25-26/3) di GPIBT Jemaat Paulus Dinopi, Tolitoli, Sulawesi Tengah, dengan sorotan tema sinodal, “Merawat Kesatuan Di Dalam Kristus” (bdk. Galatia 1:28) dan Sub Tema, “Dalam kesatuan Tubuh Kristus, GPIBT merawat kebersamaan sebagai Gereja yang Kudus, Am dan Rasuli serta terus dibaharui oleh Kasih Kristus menghadapi tantangan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang Plural dan Pancasilais.”
Dalam sambutannya, Ketua BPH Majelis Jemaat GPIBT Paulus Dinopi, Pdt. Dorkas Duru-Macpal, S.Th. menyampaikan antara lain, selaku tuan dan nyonya tempat pelaksanaan, GPIBT Jemaat Paulus, sungguh bersuka cita dengan terselenggaranya acara ini, karena sejak ditetapkan sebagai tempat penyelenggara, panitia langsung bergerak cepat, mempersiapkan segala sesuatu bagi keberhasilan program ini.
Selanjutnya dikatakan, seminar adalah pertemuan yang diadakan untuk membahas masalah dan mencari solusi ilmiah terhadap permasalahan yang dihadapi, dalam konteks kali ini adalah pasal-pasal krusial dari Tata Gereja. Perkembangan jaman dan perlunya pengadaptasian dengan praktek-praktek menjalankan Tri Tugas Gereja, tentunya menjadi dasar pelaksanaan seminar yang akan berlanjut pada Sidang Istimewa Sinode.
“Kami berharap moment seminar ini benar-benar akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membuat simpul-simpul solutif, yang kelak memudahkan Sidang Istimewa Sinode menetapkan Keputusan yang benar-benar menjawab pergumulan bersama selaku Gereja, jauh dari kepentingan-kepentingan lain, di luar kepentingan Gereja. Dengan demikian, Firman Tuhan akan menjadi dasar kita dalam berseminar, yaitu dalam bertutur dan bersikap-tindak,” kata Pdt. Dorkas.
Alumni UKI Tomohon ini mengatakan, spirit dari tema yang diangkat, menjadi dasar berseminar. Sehingga jawaban-jawaban ilmiah dan imani yang menjadi harapan jemaat-jemaat se-GPIBT akan menjadi produk hasil dari seminar ini, yang intinya kita secara bersama-sama, kini dan ke depan, akan merawat GPIBT berdasar, berjalan dan menuju pada Kesatuan Dalam Kristus.
Sementara itu, Ketua Sinode GPIBT, Pdt. Cornelius Agustinus Montol, S.Th, nyampaikan antara lain, perelevansian Tata Gereja merupakan suatu komitmen ber-GPIBT yang ada, hadir, tumbuh di konteks riil dengan berbagai perobahan yang terjadi dan sangat dinamis,dimana Gereja harus semakin menghayati dan mengimplementasikan pelaksanaan misi Allah atas dunia dan manusia.
Menurutnya, kehadiran peserta merupakan respon yang bersungguh-sungguh dalam menggumuli bagaimana kita dapat menampakkan GPIBT sebagai Gereja yang sejati atau Gereja yang sesungguhnya dalam konteks ke-Indonesia-an, khususnya di tanah Buol dan tanah Tolitoli. “Dengan Tata Gereja yang direlevansikan, GPIBT ke depan dalam keseluruhannya akan semakin utuh dalam kesatuan Tubuh Kristus, bertumbuh dan berkembang serta memberi buah sebagaimana maksud dan tujuan Allah menghadirkannya di tanah Buol dan tanah Tolitoli,” ujarnya.
Sebelumnya Panitia Pelaksana diwakili Wakil Ketua Panitia Pelaksana, Pnt. I Made Ray Purnawirawan, menyampaikan laporan Panitia. Kegiatan ini diikuti 50 peserta yang terdiri anggota BPMS GPIBT dan representasi dari Jemaat-Jemaat se-GPIBT.
Pewarta: Juri NT