Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin: Perbedaan Membuat Kita Saling Melengkapi, Mengisi dan Menyempurnakan

PGI – Jakarta. Membangun sinergi antara komunitas iman dan pemerintah adalah hal yang sangat penting. Sebab, bagaimanapun juga pemerintah sekarang ini tidak bisa berjalan sendiri dalam rangka menjalankan misinya yaitu mengembangkan kualitas keberagamaan dan meningkatkan kualitas kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Demikian ditegaskan Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin, saat membuka Konferensi dan Musyawarah Besar  Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) yang berlangsung di Grha Oikoumene PGI, Jalan Salemba Raya 10, Jakarta Pusat, Jumat (23/1/2015).

Lanjut Lukman, umat beragama di Indonesia sangat memahami bahwa agama adalah persoalan yang sangat sensitif, semua sangat meyakini dogma atau doktrin yang ada pada agama mereka masing-masing.

“Di sinilah kemudian tantangannya bagi kita bagaimana perbedaan-perbedaan yang ada ini justru tidak perlu menjadi faktor pemicu keretakan atau yang membuat kemudian di antara umat beragama saling memisahkan diri satu dengan yang lain, tetapi mudah-mudahan justru bisa menarik sisi-sisi positif dari perbedaan-perbedaan yang ada, dan justru melalui perbedaan-perbedaan itu membuat kita saling melengkapi, menyempurnakan, dan saling mengisi antara yang satu dengan lainya. Karena bagaimana pun juga kita adalah manusia-manusia yang memiliki keterbatasan,” katanya.

Sebab itu, dia melihat di sinilah perlunya pemahaman yang lebih substantif terhadap ajaran agama, dan kemudian dialog lintas iman harus lebih mengedepankan hal-hal yang terkait dengan esensi atau substansi dari agama itu sendiri, yaitu memanusiakan manusia.

Kata Lukman, “Kita tidak lagi bicara tentang hal-hal yang sifatnya teologis atau doktriner, tetapi bagaimana sisi-sisi kemanusiaan, sebagai inti dari agama yaitu bagaimana kita bisa memanusiakan manusia. Dan itulah yang kemudian menyatukan kita sebagai umat beragama, hingga berada pada persepsi, tujuan, dan kemudian perjuangan yang sama untuk bagaimana agar agama itu betul-betul bisa menyejahterakan kita semua, dan tidak sebaliknya.” (ms)