Kementerian Agama menggelar pertemuan untuk berdialog dengan para tokoh agama yang ada di Indonesia. Dialog tersebut dilakukan dalam rangka membicarakan persoalan-persoalan di bidang keagamaan.
Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin mengaku bersyukur pertemuan ini akhirnya bisa terlaksana. Dia mengatakan,dialog ini dilakukan dalam rangka untuk mendengar aspirasi kelompok yang selama ini jarang terdengar.
“Saya bisa mendengar langsung komunitas beragama yang selama ini sejauh yang saya ikuti di media massa,kelompok ini perlu lebih didengar oleh negara,” kata Lukman saat memberikan sambutan di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra 3, Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Selain dihadiri kelompok agama, pertemuan ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar dan para pejabat eselon I Kementerian Agama. Beberapa civil society yang fokus pada masalah toleransi, seperti Setara Institute, Wahid Institute, Ma’arif Institute, dan Kontras juga ikut diundang dalam dialog ini.
Lukman mengatakan, pihaknya berkepentingan untuk mendengar langsung dalam rangka menjalankan misi lembaganya. Kementerian Agama, kata dia, memiliki misi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan umat beragama.
“Mungkin di bidang regulasi, kita pecahkan bersama hal-hal yang dirasa menjadi kendala menjalani keyakinan kita dalam rangka mewujudkan kebebasan menjalankan agama di Indonesia,” ucap mantan Wakil Ketua MPR-RI itu.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam mengatakan, pertemuan ini dilakukan atas inisiatif Menteri Agama. Hal itu dilakukan untuk mendengar aspirasi dari para penganut agama dan kepercayaan di Indonesia.
“Ada sekitar 60 organisasi lembaga keagamaan yang diundang. Tujuannya tidak lain untuk mendengar suara mereka,” kata Nur.
Beberapa organisasi keagamaan atau kepercayaan yang diundang, antara lain, Jemaah Ahmadiyah Indonesia, Gerakan Ahmadiyah Indonesia, Ahlul Bait Syiah, Sunda Wiwitan, Kaharingan, Baha’i, dan sebagainya. (kompas.com)
Be the first to comment