
BANDUNG, PGI.OR.ID – Sebuah harapan disampaikan oleh Pendeta Gomar Gultom pada pembukaan Sidang Raya Gereja Gerakan Pentakosta (GGP) XIV 2015 yang berlangsung di Bandung, yakni GGP akan menjadi gereja yang mampu menjadi pembaharu di tengah tantangan gerakan oikoumene dan di tengah pergumulan bangsa Indonesia.
Demikian disampaikan Pendeta Gomar Gultom ketika memberikan sambutan mewakili MPH PGI dan secara simbolis memulai kegiatan Sidang Raya dengan menyematkan tanda peserta Sidang Raya XIV 2015, Senin (21/9).
Sidang Raya GGP XIV 2015 mengambil tema, “Tuhan Memperbaharui Hati dan Rohmu” berdasarkan Nas Alkitab dari Yeh 11:19 & 36:26, kegiatan ini akan berlangsung sejak Senin 21 September hingga 24 Semptember 2015 di Bandung.
Mengenai pilihan tema Sidang Raya, Pendeta Gomar Gultom mengatakan ini sungguh suatu pilihan yang tepat. Dikatakannya, “Kita ada dalam arak-arakan menjadi gereja yang ekumenis, namun pada saat yang sama adalah evangelical, pentakostal dan juga Am. Hal ini hanya mungkin bila kita berada dalam kerendahan hati untuk dibaharui oleh Tuhan. ”
“Kalau kita mau membaharui masyakarat Indonesia, kalau kita mau membaharui gereja, pertama-tama kita harus bersedia membaharui diri. Bila GGP mau hadir sebagai pembaharu, mari undang Roh Kudus untuk membarahui hati dan roh Kita,” lanjut Pendeta Gomar.
Mengutup surat Rasus Paulus kepada jemaat di Roma, “Pembaharuan budi itulah yang berkenan kepadaNya dan itulah ibadah yang sejati, Kiranya .. membarui kita semua, untuk ada dalam pembaharuan ini dan .. dan pada gilirannya kita akan hadir membaharui bangsa ini.

Hakikat Gereja
Ketua Umum GGP Pendeta Drs. Harsanto Adi Soekamto dalam sambutan sebelumnya mengatakan selain tema Sidang Raya, juga ada subtema, yakni “Peliharalah Kesatuan Roh dalam Pelayananmu kepda Umat dan Masyarakat.” Menurut Pendeta Harsanto, hidup bersama umat dan masyarakat pada dasarnya merupakan hakikat gereja itu sendiri, sebab hakikat gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup umat perdana.
“Dalam hidup bersama umat dan masyarakat, semua orang merasa menghayati martabat yang sama dan bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun gereja dan memberi kesaksian kepada dunia,” demikian sambutan Pendeta Harsanto.
Lanjutnya, Sidang Raya ini merupakan pesta iman dan forum pengambilan keputusan yang paling berwenang, untuk itu Majelis Pusat mempersiapkan materi sebaik-baiknya. Majelis Pusat GGP juga telah berusaha membangun sistem yang lebih baik melalui tim penjaringan calon Pengurus Pusat. Dengan demikian diharapkan GGP akan memiliki sumberdaya manusia yang siap dan mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan pelayanan kedepan.