Menilik Dampak Era Revolusi Industri 4.0 terhadap Iman dan Moral Generasi Muda

JAKARTA,PGI.OR.ID-Era Revolusi Industri 4.0 memberi peluang sekaligus tantangan bagi generasi muda Kristen. Salah satu peluang yaitu berbisnis di era digital dengan daya jangkau teknologi yang tidak terbatas. Sementara tantangannya adalah berpacu dengan cepat untuk memanfaatkan kesempatan dalam berbagai peluang. Selain itu, harus kreatif, inovatif dan memiliki skill yang mumpuni.

Hal tersebut ditegaskan Pdt. Dr. Djoys A. Rantung, MTh dalam webinar bertajuk Tantangan dan Peluang Pemuda/Remaja di Era Revolusi Industri 4.0 dan Dampaknya Dalam Pertumbuhan Iman dan Moral, yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Magister Pendidikan Agama Kristen UKI, Jakarta, Sabtu (16/1).

Namun demikian, lanjut Pdt. Djoys, era yang ditandai dengan penggunaan teknologi internet ini, memiliki dampak negatif bagi pertumbuhan iman dan moral generasi muda. “Waktu interaksi tatap muka menjadi berkurang, dan perubahan sosial dalam berinteraksi menjadikan mereka semakin individualism, egosentris, dan mengarah kepada kekurangpedulian. Juga Menjadikan Iptek sebagai berhala, nilai-nilai hidup semakin merosot oleh karena teknologi audio dan visual dengan mengakses video porno, kekerasan, radikalisme, dan lainnya, sehingga terjadi kemerosotan spiritual dan moral,” jelasnya.

Selain itu, kurangnya komunikasi verbal menyebabkan menurunnya kualitas persaudaraan, keramahtamahan dalam keluarga, hubungan dengan teman dan orang lain. Juga kurangnya empati dan kepedulian terhadap persoalan-persoalan sosial.

Menurut Kaprodi Magister PAK UKI ini, teknologi adalah anugerah Tuhan. Sebab itu pemanfaatannya harus disikapi dengan bijak. Maka disinilah peran Pendidikan Agama Kristen karena mengajarkan kebenaran yang berasal dari Allah tentang pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang berdasarkan Alkitab.

Hal senada juga disampaikan pembicara lain, Pdt. Zenriahman Sipayung, STh. Menurutnya, penguatan Pendidikan Agama Kristen di era Revolusi Industri 4.0 dalam bentuk pendidikan  karakter Kristen bukan hanya dipandang sebagai bagian dari pendidikan. Akan tetapi, merupakan jiwa dari pendidikan itu sendiri. Sehingga pendidikan Kristen memiliki hakikat dan pengertian sendiri akan arti dan makna serta makna pendidikan.

“Itu sebabnya baik sekolah, gereja dan keluarga merupakan tri pusat lembaga atau institusi yang berperan sebagai wadah untuk membangun, membina, serta mengembangkan softskill generasi milenial di era Refolusi Industri 4.0 yang berbasis kepada nilai-nilai ajaran Kristus tentunya,” jelas Pdt. Zenriahman.

Sebelumnya, saat membuka webinar, Direktur Program Pascasarjana UKI Dr. Bintang Simbolon dalam sambutannya mengingatkan tantangan dan peluang generasi muda di era Revolusi Industri 4.0 yang menuntut adanya kreatif dan inovatif,  karena banyak pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan tenaga manusia nantinya akan hilang.

Sedangkan dua nara sumber lain yaitu Valentino Mokalu, STh dan Jefferson Timpal, STh juga menjelaskan secara rinci terkait apa itu Revolusi Industri 4.0 serta tantangan dan peluangnya bagi generasi muda Kristen.

 

Pewarta: Markus Saragih