Meneladani Leimena, Gusdur, dan Mohammad Natsir di Hari Pahlawan

PP GMKI foto bersama Romo Franz Magnis Suseno usai diskusi

JAKARTA,PGI.OR.ID-Ditengah gempuran intoleransi menjadi pertanyaan masih adakah sosok negarawan yang dapat menjadi pemersatu bangsa? Dahulu sosok tersebut ada pada diri Leimena dan Gusdur. Keduanya mampu menjaga kemajemukan di Indonesia.

Hal tersebut ditegaskan Romo Franz Magnis Suseno dalam dialog Indonesia Darurat Pahlawan yang dilaksanakan oleh Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), Sabtu (10/11), di Student Centre PP GMKI, Jalan Salemba Raya 10, Jakarta Pusat.

“Ini menjadi tantangan berat bagi bangsa Indonesia. Tapi saya optimistis kita pasti bisa karena kemajemukan dan perbedaan inilah yang membuat Indonesia kuat, asalkan semua bisa saling menerima dan menghormati. Soal persatuan belajar dari Johannes Leimena dan Gusdur,” ujar Romo Magnis.

Lebih jauh Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya ini menjelaskan, kemajemukan Indonesia di satu sisi bisa membuat negara kuat, tetapi di sisi lain sangat rentan untuk diadu domba termasuk menggunakan ujaran kebencian dan berita bohong, apalagi ada kepentingan politik atau kelompok radikal di belakangnya.

Oleh sebab itu, di Hari Pahlawan ini dia meminta agar semua elemen masyarakat dapat memperkuat sikap saling menerima, dan menghormati segala perbedaan yang ada di tengah bangsa ini, dan tidak membiarkan kebencian merusak persatuan.

Rangkaian dialog diakhiri oleh paparan Ketua Umum PP GMKI 2018-2020, Korneles Galanjinjinay yang menyuarakan agar pemuda menjadi pahlawan di era milenial dengan mereformasi gerakan tanpa menghilangkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

“Pemuda, khususnya di hari peringatan Hari Pahlawan harus mampu mereformasi diri sesuai perkembangan jaman tanpa harus mehilangkan semangat persatuan dan kesatuan yang telah wariskan Pahlawan sebelumnya, seperti Johannes Leimena dan Mohammad Natsir,” sebut Korneles.

Ziarah ke makan Johannes Leimena, Mohammad Natsir

Usai dialog, peserta berziarah dan melaksanakan upacara penghormatan kepada Pahlawan Nasional Johannes Leimena, faunding father GMKI, dan makam Mohammad Natsir, di Taman Makam Pahlawan, Jakarta Selatan.

Pada kesempatan tersebut, dalam sambutan penghormatannya sekaligus sebagai pesan khusus GMKI dalam momentum peringatan Hari Pahlawan tahun 2018 ini, Ketua Umum GMKI, Korneles Galanjinjinay menyerukan kepada kader GMKI di seluruh Indonesia agar senantiasa menjadikan Johannes Leimena sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari, serta semangat dan nilai-nilai perjuangannya dijadikan sebagai pegangan dalam perjuangan pergerakan seluruh kader GMKI dimanapun berada.

“Mari kita jadikan Johannes Leimena sebagai contoh teladan dalam kehidupan kita sehari-hari, serta semangat dan nilai-nilai perjuangannya kita jadikan sebagai pegangan dalam derap langkah perjuangan pergerakan seluruh kader GMKI dimanapun berada.” seru Korneles sembari di akhir seuannya meneriakkan salam semangat perjuangan GMKI, Ut Omnes Unum Sin!.

Selain Romo Magnis, turut hadir sebagai pembicara dari masing-masing perwakilan Pengurus Nasional Kelompok Cipayung, Ketua Bidang Akreditasi PB PMII Alfi Hafidh Ishaqro, Sekjend DPP GMNI Clance ‘Teddy’ Kumaat, Wasekum PAO PB HMI Edy Sofyan, dan Ketua Umum PP KAMMI 2018 2020 Irfan Ahmad Fauzi.

Dalam dialog tersebut, para pembicara mengajak pemuda untuk aktif merawat keutuhan NKRI walau berbeda-beda pandangan. Para narasumber dalam dialog ini bersepakat bahwa jiwa kepahlawanan generasi kekinian harus ditunjukkan dengan cara yang kekinian juga, metodenya bisa tidak sama dengan apa yang dilakukan para pahlawan pendahulu, namu tujuannya sama, yaitu untuk masa depan Indonesia yang dicita-citakan bersama.

 

Pewarta: Medkominfo PP GMKI M.B 2018-2020

Editor: Markus Saragih

COPYRIGHT © PGI 2018

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*