SAMOSIR,PGI.OR.ID-Pdt Frando Hutahuruk STh menegaskan keberhasilan seorang pemimpin diawali dari proses pemilihan. Ketika memilih disertai dengan kerakusan uang, kerakusan jabatan dan kerakusan yang lain maka tak akan menghasilkan pemimpin yang baik. Oleh karena itu jemaat disarankan untuk memilih seperti Tuhan ajarkan.
“Memilih berdasarkan kasih dan mengasihi yang dipilih, memperlengkapi dan memberikan tanggung jawab kepada yang dipilih, dan memohon kepada Tuhan untuk mrmperlengkapinya” jelas Pdt Frando. Hal ini disampaikan saat Pembukaan Sosialisasi Pemilu Sehat Bersih di HKBP Ambarita Resort Ambarita Kabupaten Samosir, Kamis (8/3).
Diskusi ini diikuti oleh sekitar 100 orang Jemaat resort HKBP Ambarita, dengan menghadirkan 3 narasumber dari YakomaPGI Panwas Kabupaten Samosir dan pengamat Pemilu. Irma Riana S (Direktur YakomaPGI) menyampaikan bahwa media sosial saat ini juga digunakan sebagai alat kampanye untuk mempromosikan calon kepala daerah. Sesuatu yang memang bisa dilakukan. Namun seringkali lewat media sosial hadir juga informasi yang tak mengandung kebenaran (hoax), ujaran kebencian yang dapat merusak relasi kebersamaan.
“Kita harus bijak saat menerima informasi dan melakukan klarifikasi sebelum menyebarkannya” ajak Irma kepada jemaat. Ketua Panwas Kabupaten Samosir, Anggiat Sinaga, mengajak jemaat untuk turut aktif mengawasi proses Pilkada 2018. “Panwas sangat terbuka menerima pengaduan dari masyarakat tentang dugaan penyimpangan pilkada. Bersama rakyat awasi Pemilu”. seru Anggiat.
Mengakhiri paparannya. Dalam sesi terakhir, Jeirry Sumampow seorang pengamat pemilu dan juga humas PGI mengajak jemaat untuk menempatkan Pilkada dalam rangka mencapai tujuan berbangsa. Oleh karena itu, Pilkada harus menghindari politisasi SARA.
“Politisasi SARA jika dilakukan, tanpa disadari sedang menggerogoti sendi-sendi Kebangsaan kita”. tambahnya. Diskusi ini diinisiasi oleh Pdt Rikson Nainggolan selaku Pendeta Resort Ambarita bekerjasama dengan Yakoma PGI, Panwaslu dan Humas PGI (nas).
Be the first to comment