PALOPO,PGI.OR.ID-Kita sebagai bangsa Indonesia perlu bersyukur karena bangsa kita dianugerahi pluralitas. Dalam keragaman itu perlu disikapi karena kalau tidak maka akan menjadi masalah. Dari suku apapun selalu ada sikap saling menerima. Jadi keragaman agama sejak dahulu sudah terjadi karena merupakan tempat persilangan agama agama besar.
“Dalam berbagai pertemuan selalu ada pertanyaan kenapa Indonesia tidak berdasarkan agama Islam karena adanya sikap akomodatif bangsa Indonesia, dan negara berdasarkan Pancasila yang harus dirawat dan dinamisasi secara terus menerus sebagai bentuk merawat NKRI. Keragaman dalam sebuah agama perlu dirayakan,” ujar Prof. Dr. Ashari Azra.
Isu keberagamaan, sentimen premordial, dalam menghadapi situasi politik bisa menjadi masalah politik, tahun ini merupakan tahapan pemilihan serentak tahap ketiga, dan tahun 2024 akan merupakan pemilihan serentak mulai dari gubernur, Bupati, DPR RI, DPRD, DPD, Pemilihan Presiden/wakil Presiden. Jadi mulai sekarang sampai tahun 2024 akan selalu ada kegiatan politik setiap tahun.
Hal ini diungkapkan Dr. Sri Budi Eko Wardani dengan topik Menuju politik 2 019, menguatkan demokrasi Transaksinal era reformasi Kita perlu hidup dalam keugaharian yaitu merasa cukup untuk semua ciptaan.
Hidup sederhana dan otentik. Jadi perlu merayakan keragaman dalam hidup keugaharian dalam semangat tetap memelihara relasi atau hunungan sosial dalam keragaman. Hal ini sebagai penegasan dari spirit keugaharian yang dimulai dalam sidang MPL PGI di Malinau, Kalimantan Utara.
Hal ini terungkap dalam panel diskusi disampaikan oleh Pdt. Dr. A. A. Yewangoe, prof. Dr. Ashari Azra, Dr. Sri Budi Eko Wardani. Ini sebagai masukan dalam sidang MPL PGI tahun 2018 dengan tema : Tuhan mengangkat kita dari samudera raya (Mazmur 71:20b) dan subtema: Dalam solidaritas dengan sesama anak bangsa kita tetap mengamalkan nilai nilai Pancasila guna menanggulangi kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan. (Aleksander Mangoting).
Be the first to comment