Membangun Pelayanan dalam Semangat Keugaharian

Proponen angkatan XI

RANTEPAO,PGI.OR.ID-Dalam pelayanan selama hampir dua tahun melayani sebagai proponen di lapangan tentu banyak suka duka dan pergumulan yang dialami. Ada pergumulan karena tinggal di rumah warga jemaat dalam membangun relasi, ada pergumulan dalam membangun komunikasi dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, Majelis Gereja, warga jemaat, pergumulan dalam membangun relasi dengan pelayan yang lain.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pdt. M. Sampe Ritti, S.Th pengantar dalam perenungan membangun memori pelayanan kepada peserta Refleksi dan Evaluasi, proponen Gereja Toraja angkatan XI ang berlangsung di Tangmentoe, Rantepao, Toraja Utara, Rabu (7/3).

Pdt. M. Sampe Ritti

Lebih jauh, Pdt. Sampe Ritti dalam khotbahnya mengungkapkan bahwa kita hendaknya senantiasa berbuat baik dalam kehidupan supaya orang menyukai kita sehingga apa yang kita kerjakan dapat disukai orang, perlu membangun relasi yang intim dengan Tuhan lewat bergumul dengan Firman-Nya dan berdoa kepada-Nya. Hal lain ialah perlu kita lakukan adalah berbuat baik sebagai buah Iman kita.

Pembinaan Proponen tahap ketiga ini diikuti 36 peserta selama 21 hari, waktu sebagai anugerah Tuhan dalam menyiapkan diri untuk proses selanjutnya dalam penantian pengurapan sebagai pendeta Gereja Toraja. Untuk itu, dalam mengakhiri Refleksi dan evaluasi ini, berpisah untuk saling merindukan, saling mendokan, dan saling mendukung dalam tugas pelayanan. Hal ini dingkapkan oleh Direktur Institut Gereja Toraja Pdt. Daniel Rori, S.Th, M.Min.

Perlu penyiapan pengurapan dengan semangat keugaharian. Artinya, penyiapan itu hendaknya sesederhana mungkin, jangan sampai pengurapan itu terlalu membebani pemikiran untuk menyiapkan berbagai hal. Hal yang lebih penting adalah bagaimana menyiapkan diri dengan baik untuk menjadi pelayanan sebagai seorang pendeta. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sebagai seorang pelayan ke depan yaitu hendaknya menjadi pemimpin yang melayani dan pelayan yang rendah hati. Ini diungkapkan oleh Pdt. Yahya Boong, S.Th, MM dalam sambutannya sebagai pesan kepada seluruh peserta.

Turut hadir dalam ibadah penutupan ini adalah Ketua Umum Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Pdt. Musa Salusu, M.Th, Sekretaris Umum BPS Gereja Toraja Pdt. S. Allo Linggi, S.Th., M.Si, dan para pendamping. (Aleksander Mangoting)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*