JAKARTA,PGI.OR.ID-Tokoh nasional dan gerakan oikoumene, Alexander Litaay, telah menghadap Sang Khalik pada Minggu (26/6), saat mengemban tugas negara sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kroasia.
Sebelum menghantar jenazah mantan Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) ini menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Sandiego Hill, Kerawang, Jawa Barat, dilakukan ibadah pelepasan di Gereja GPIB Immanuel, Jakarta, Jumat (1/7). Tidak hanya keluarga, sejumlah aktivis, politikus dan tokoh Kristen hadir dalam ibadah tersebut.
Dalam kotbahnya, Pdt. Marlene Joseph menyampaikan, meski perjalanan tugas Alexander Litaay sebagai “Duta Kristus” di Kroasia begitu singkat namun dalam perspektif teologis semua itu merupakan waktunya Tuhan. “Hidup dalam Tuhan tidak sia-sia. Kepulangannya sulit diprediksi tapi Tuhan punya rencana. Kita telah berdoa dan inilah jawaban Tuhan, dan merupakan bagian yang indah karena semua tepat pada waktunya,” jelasnya.
Sejumlah pimpinan lembaga Kristen menyampaikan rasa simpati kepada keluarga almarhum Alexander Litaay, diantaranya Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, Ketua Umum DPP GAMKI Michael Wattimena, dan Ketua Umum PP GMKI Ayub Pongrekun. Juga Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly dan wakil Majelis Sinode GPIB.
Pdt. Henriette Hutabarat-Lebang atau yang akrab disapa Pdt. Erry Lebang ini, pada kesempatan itu menyampaikan turut berduka. “Atas nama MPH-PGI hari ini kami melepas rekan sekerja di Ladang Tuhan. Kita melepas kepergian kekasih, sambil dalam iman kita merayakan hidup dan pelayananya,” ujarnya.
Menurut Pdt. Erry Lebang, pengalaman yang masih terkenang adalah ketika bersam-sama almarhum Alexander Litaay saat mepersiapkan Pertemuan Raya Pemuda tahun 1989. “Di situ saya melihat almarhum adalah sosok yang memberi perhatian besar bagi penempatan kader oikumenis dan partisipasi gereja dalam ikut memberi sumbangan yang positif dan realistis di tengah masyarakat dan bangsa. Semoga ini menjadi teladan,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Michael Wattimena. Menurutnya, Alexander Litaay adalah seorang nasionalis dan religius yang telah berbakti bagi bangsa, negara, dan gereja. Selain itu juga terbuka, santun, dan cerdas. “Banyak yang dapat kita teladani dari almarhum, hal-hal positif, dan konstruktif. Lima tahun pengalaman bersama Alexander Litaay juga memberikan kekuatan yang tinggi ,” ujar politisi Partai Demokrat ini.
Sementara itu, Yasonna Laoly melihat, Alexander Litaay adalah seorang pejuang bangsa dan kader sejak muda di GMKI dan GAMKI yang memberi perhatian, berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara, serta konsisten dalam dunia politik.
Riwayat Singkat
Alexander Litaay yang lahir di Ambon 1 Oktober 1984. Dia mengawali aktivitas organisasinya pada tahun 1969, dengan menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Ambon tahun 1969 dan masuk Parkindo Maluku dua tahun kemudian. Jabatan Wakil Ketua BPC GMKI Ambon (1974-1976) dan Sekretaris PP GMKI Regional Maluku dan Irian Jaya, Ambon (1976-1978) pernah didudukinya. Bersamaan dengan itu ia juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Dewan Mahasiswa Unpatti (1974-1978) dan Pengurus KNPI Ambon (1977-1978).
Setelah dari Unpatti (1968-1972), Alex melanjutkan kariernya ke Jakarta. Ia aktif di GMKI menjadi Sekretaris Bidang Pendidikan Kader PP GMKI (1978-1980), Ketua Bidang Pembinaan Anggota PP GMKI (1980-1982), Kepala Bidang External PP GMKI (1982-1984), dan Ketua Umum PP GMKI (1984). Di saat yang sama ia menerima jabatan pula sebagai Ketua DPP KNPI hingga tahun 1987.
Periode 1987-1989, ia ini dipercaya sebagai Ketua DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), yang dilanjutkan dengan posisi Ketua Umum. Dari sinilah Alexander lalu disunting PDI Perjuangan, hingga memberinya jabatan penting sebagai Sekretaris Jenderal dalam dua periode sekaligus yakni 1993-1998 dan 1998-2000.
Dari pernikahannya dengan Maureen Littay M, mantan guru SMA Kristen Ambon (1970-1975) yang fasih berbahasa Inggris dan Belanda ini dikaruniai tiga orang anak yaitu Natasya Alexandra Litaay, Adventya Zamyra Litaay, dan Thomas Mandela Demokrasio Litaay.
Alexander Litaay dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Kroasia pada tanggal 13 Januari 2016.