PGI – Jakarta. Sejauh mana kesiapan dan animo masyarakat Nias menyambut SR XVI PGI? Untuk mengetahui hal tersebut, berikut wawancara Majalah Berita Oikoumene dengan Ketua Panitia SR XVI PGI 2014 Drs. Martinus Lase, MSP.
1. Bicara Nias secara makro, dapatkah dijelaskan kondisinya sekarang ini?
Kondisi makro Kepulauan Nias secara umum saat ini: luas wilayah Kepulauan Nias sebesar 5.320,60 km2 atau 7,42 persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Jumlah penduduk Kepulauan Nias sebanyak 766.500 jiwa atau 5,83 persen dari jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Nias rata-rata sebesar 5,05 persen, atau lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara sebesar 6,22 persen.
Sektor utama yang berkontribusi paling besar pada PDRB Kepulauan Nias yaitu : Kabupaten Nias sektor Pertanian sebesar 55,59 persen; Kabupaten Nias Selatan sektor Pertanian sebesar 40,45 persen.
Kabupaten Nias Utara sektor Pertanian sebesar 70,14 persen; Kabupaten Nias Barat sektor Pertanian sebesar 73,82 persen; Kota Gunungsitoli sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 37,14 persen.
Struktur perekonomian daerah secara umum di Kepulauan Nias, didominasi oleh sektor pertanian/sektor primer, sehingga tipe perekonommian tergolong tipe tradisional.
Tingkat kemiskinan di Kepulauan Nias rata-rata sebesar 43,48 persen atau lebih besar dari rata-rata Provinsi Sumatera Utara sebesar 10,35 persen.
Tingkat pengangguran di Kepulauan Nias rata-rata sebesar 13,26 persen atau lebih besar dari rata-rata Provinsi Sumatera Utara sebesar 6,53 persen.
Meskipun penduduk Nias dapat dikatakan masih agak tertinggal ketimbang penduduk Sumatera Utara pada umumnya, namun gereja-gereja anggota PGI memilih Nias menjadi penyelenggara Sidang Raya XVI PGI.
2. Terkait dengan dipilihnya Nias sebagai tempat penyelenggaraan Sidang Raya ke XVI PGI, bagaimana komentar Bapak?
Nias dipercayakan sebagai tuan dan nyonya rumah tempat Penyelenggaraan Sidang Raya XVI PGI sebagai bagian dari berkat dan anugerah yang luar biasa bagi masyarakat Kepualauan Nias, karena Sidang Raya PGI ini adalah yang pertama kali dilaksanakan di Kepulauan Nias di wilayah Provinsi Sumatera Utara sejak Kepulauan Nias dilanda oleh tsunami tanggal 26 Desember 2004 dan gempa bumi tanggal 28 Maret 2005 yang menelan korban jiwa hampir seribu orang. Ribuan bangunan, rumah, kantor rusak dan hancur berantakan, semua roda perekonomian berhenti dan lumpuh, infrastruktur jalan dan jembatan hancur dan rubuh, dan hampir semua warga Kepulauan Nias berada dalam keterpurukan. Tetapi dengan pertolongan Tuhan melalui program pemerintah pusat dibentuklah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD dan Nias untuk merehabilitasi dan memulihkan masyarakat dari berbagai keterpurukan dan juga bantuan dari berbagai pihak baik dari dalam maupun dari luar negeri, sehingga lambat laun Nias secara keseluruhan bangkit dari keterpurukan dan telah pulih kembali.
Sidang Raya XVI PGI dengan tema “Dari Samudera Raya Tuhan Mengangkat Kita”. Tema ini sangat relevan dengan peristiwa yang pernah terjadi di kepulauan Nias. Tentu saja melalui tema ini akan melengkapi pemulihan warga di Kepulauan Nias, tidak hanya dari sisi pemulihan fisik dan ekonomi, tetapi juga pemulihan secara rohani dari sisi peningkatan iman Kristiani akan membangkitkan semangat warga di Kepulauan Nias untuk pulih dari sisi peningkatan kualitas iman yang selama terjadinya gempa masyarakat terjebak dengan mental mengharapkan bantuan dan pertolongan orang lain. Tentu dengan pesta iman melalui Sidang Raya PGI akan membuat masyarakat Nias mengandalkan kekuatan Tuhan dan dalam berusaha mengembangkan potensi diri dan sumber daya alam yang dimilikinya.
3. Bagaimana kesiapan Nias sendiri menyambut pelaksanaan Sidang Raya ini?
Pimpinan Sinode yang terdiri dari BNKP, ONKP, AMIN, dan AFY atau pimpinan gereja yang menjadi tuan dan nyonya rumah pelaksanaan Sidang Raya PGI bersama pemerintah dan seluruh warga gereja non – PGI dan kaum di Kepulauan Nias telah menyatakan siap melaksanakan Sidang Raya PGI.
Panitia Pelaksana Penyelenggaraan Sidang Raya PGI ke 16 yang dibentuk dan dilantik oleh MPH PGI pada bulan Oktober tahun 2012 telah bekerja untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan Sidang Raya PGI ke 16 dari tanggal 11 – 17 November 2014. Yang diawali dengan Pertemuan Raya Perempuan Gereja di Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan tanggal 5 – 8 November 2014, dengan peserta ± 598 orang; Pertemuan Raya Pemuda Gereja di Sirombu, Kabupaten Nias Barat tanggal 5 – 8 November 2014, dengan peserta ± 400 orang; Sidang MPL PGI di Hilimaziaya, Lotu, Kabupaten Nias Utara tanggal 9 – 10 November 2014; Dan puncaknya di Kota Gunungsitoli yaitu Sidang Raya PGI dari tanggal 11 – 17 November 2014.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat penyelenggaraan, akomodasi, dan konsumsi peserta, transportasi peserta, serta insfrastruktur antara lain jalan, listrik, dan sebagainya, diharapkan akan selesai sebelum Bulan November.
Terkait dana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Sidang Raya PGI ini bersumber dari Pemerintah Kabupaten/Kota se – Kepulauan Nias, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Pusat, serta sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat dan terutama sumbangan dari seluruh warga gereja dari keempat Sinode yang saat ini sedang dalam proses pengumpulan. Semua biaya penyelenggaraan ini akan menghabiskan biaya ± 15 – 17 milyar rupiah.
4. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam mempersiapkan kegiatan tersebut?
Kendala-kendala yang dihadapi panitia dalam penyelenggaraan Sidang Raya PGI ke 16 ini antara lain
Infrastruktur yang menghubungkan Gunungsitoli ke Nias Barat yang saat ini dalam keadaan sangat rusak. Tentu sangat diharapkan perhatian khusus dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk merehabilitasi jalan tersebut.
Kendala yang lain adalah terbatasnya kebutuhan listrik karena sangat diharapkan selama satu bulan dari Bulan November, Pemerintah Pusat akan memfasilitasi mesin-mesin pembangkit tenaga listrik yang dibutuhkan sehingga selama Bulan November 2014 tidak terjadi pemadaman listrik di seluruh wilayah Kepulauan Nias.
Kendala yang lain adalah dana yang sudah terhimpun belum maksimal untuk membiayai seluruh penyelenggaraan Sidang Raya PGI dan kita berharap dalam satu bulan menjelang Sidang Raya PGI seluruh biaya yang dibutuhkan telah tercukupi.
Selain itu fasilitas tempat atau fasilitas akomodasi tamu maupun peserta masih sangat terbatas, Karena tamu dan peserta yang akan menghadiri Sidang Raya PGI ini diperhitungkan mulai dari 2.000 – 5.000 orang. Untuk menyiasati hal ini selain kesiapan akomodasi Hotel dan Penginapan yang ada di kota Gunungsitoli panitia juga telah berkoordinasi dengan pimpinan keempat sinode agar warga gereja ataupun masyarakat di Kepulauan Nias berkenan memberikan rumahnya sebagai tempat menginap sementara bagi peserta Sidang Raya PGI.
5. Sejauh ini bagaimana animo masyarakat Nias terhadap penyelenggaraan SR XVI PGI?
Masyarakat Kepulauan Nias sangat antusias dan menyambut dengan positif penyelenggaraan Sidang Raya PGI ke 16 karena masyarakat sangat mengerti bahwa kehadiran tamu dan peserta dalam Sidang Raya PGI akan memberikan dampak yang positif dari segi perekonomian masyarakat terutama yang bergerak di bidang usaha mikro kecil dan menengah karena di sela-sela acara Sidang Raya PGI akan ada pameran produk-produk kerajinan masyarakat untuk dipamerkan dan diperjualbelikan selama berlangsungnya Sidang Raya PGI.
Selain dari pada itu ada banyak masyarakat yang rela untuk menampung peserta dan menyiapkan sarapan serta kendaraan bagi peserta Sidang Raya PGI bahkan seluruh komponen dan elemen masyarakat siap memberikan keamanan dan kenyamanan selama berlangsungnya Sidang Raya PGI ke 16 di Kepulauan Nias.
6. Apa harapan Bapak terhadap penyelenggaraan SR ini sendiri bagi masyarakat dan Gereja?
Harapan kita terhadap penyelenggaraan Sidang Raya PGI ini sendiri terhadap masyarakat dan gereja, pertama, semua masyarakat terutama warga gereja harus berpartisipasi menyukseskan jalannya Sidang Raya PGI. Kontribusi apapun yang diberikan sangat berarti bagi kesusksesan Sidang Raya PGI.
Kedua, diharapkan bagi masyarakat dan warga gereja akan ada perubahan yang signifikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara terutama semakin rukunnya kehidupan antar umat beragama di Pulau Nias karena seluruh elemen masyarakat termasuk kaum muslimin turut terlibat dalam penyelenggaraan Sidang Raya PGI.
Ketiga, harapan kita adalah kualitas iman warga gereja semakin meningkat sehingga suasana nyaman, aman, tertib, serta kepedulian terhadap sesama dan pelestarian lingkungan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat terutama warga gereja. Keempat, melalui Sidang Raya PGI ini diharapkan ada keputusan dan ketetapan PGI terkait hasil evaluasi program lima tahunan MPH PGI di dalam pengembangan dan peningkatan pelayanan gereja di Indonesia. Kelima, dalam suksesi kepemimpinan MPH PGI lima tahun ke depan para calon yang akan terpilih menjadi MPH PGI 2014 – 2019, dapat meneruskan dan meningkatkan prestasi atau kinerja MPH PGI sebelumnya. (Markus Saragih)
Be the first to comment