JAKARTA,PGI.OR.ID-Gerakan Putra Putri Indonesia mendeklarasikan Solidaritas Indonesia untuk Rohingya di Museum Kebangkitan Nasional, Jalan Abdurrahman Saleh No. 26, Senen, Jakarta, Selasa (12/9). Dalam acara tersebut juga dilaksanakan doa lintas iman.
Solidaritas Indonesia untuk Rohingya mengeluarkan lima tuntutan yaitu pertama, mendesak pemerintah Myanmar agar menghentikan segala bentuk tindak kekerasan terhadap warga Rohingya. Kedua, mendesak pemerintah Myanmar untuk mengembalikan stabilitas keamanan dan perlindungan kepada semua orang di Rakhine State tanpa memandang suku dan agama. Ketiga, mendesak Pemerintah Myanmar untuk membuka akses bantuan kemanusiaan untuk warga Rohingya.
Keempat, mendesak PBB agar secepatnya mengambil langkah-langkah kemanusiaan serta upaya konkret yang tepat untuk penyelesaian konflik di Myanmar. Kelima, mengajak seluruh kaum muda dunia, khususnya di ASEAN untuk menyuarakan solidaritas dan perdamaian untuk Rohingya.
Dalam siaran persnya, Inisiator Gerakan Putra Putri Indonesia Rieke Diah Pitaloka menyatakan, konflik di Myanmar yang menyebabkan banyak korban dari warga Rohingya merupakan tragedi kemanusiaan. Apapun alasan di balik konflik tersebut, berbagai tindakan kekerasan yang menimpa warga Rohingya tidak dapat dibenarkan. “Kami meyakini tidak ada satu ajaran agama mana pun yang membenarkan tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, seperti teror, intimidasi, hingga penghilangan nyawa oleh siapa pun, kepada siapa pun, atas alasan apa pun,” katanya.