JAKARTA,PGI.OR.ID-Bumi yang menjadi rumah bersama semakin menjadi tempat yang tidak nyaman untuk didiami. Sering sebagian dari kita dilanda ketakutan. Masih segar dalam ingatan bom bunuh diri di Sarinah, Thamrin. Demikian juga dalam keluarga kita sendiri.
“Menjadi pertanyaan apakah rumah kita menjadi kediaman yang menghadirkan kasih Allah? Bahkan waktu kudus bersama dalam keluarga semakin tergeser dengan teknologi, dan tidak bisa lagi kita berbicara karena gadget, karena setiap hari perkembangannya sangat cepat. Sekarang kita harus berpikir ulang tentang gadget ini apakah dia masih akan menjadi berkat, karena dia mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat,” demikian kotbah Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, Ketua Umum PGI pada Ibadah Syukur Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 Lembaga Keumatan Kristiani, Jumat (15/1) di Grha Oikoumene, Jl. Salemba Raya, Jakarta.
Dia melihat, seluruh lembaga Kristen memiliki tanggungjawab untuk menghilangkan roh kerakusan yang menguasai bumi, dan semakin menumbuhkan solidaritas kemanusiaan.
“Ini bisa dimulai dari komitmen seluruh organisasi Kristen yang ada, dengan mengedepankan spiritualitas keugaharian. Bagaimana meyakinkan bahwa organisasi ini merupakan kepanjangan gereja dan mendampingi gereja-gereja untuk bergerak bersama supaya tidak hanya memikirkan persoalan internal yang dapat saja semakin menjauhkan kita,” tegasnya.
Dalam Ibadah syukur tersebut hadir perwakilan dari 34 organisasi lembaga keumatan Kristiani, antara lain PGI, GMKI, Sinar Kasih, YMCA, BPK Gunung Mulia, GAMKI, MPK, PWKI, PERSETIA, PIKI, PARKINDO, LAI, dan Institut Leimena.
Juga PEWARNA, PS GMKI, PISKA, YWCA, PERUATI, JALA UNSRAT, YAKOMA PGI, YAMUGER, PERWAMKI, World Vision Indonesia, YBD, YKI, YKKM, PELKESI, JKLPK, PPKS PGI, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, BKS PGI–GMKI, BKPTKI, Radio Pelita Kasih, dan satuharapan.com
Editor: jeirry Sumampow