Leadership for Senior Multi-Faith Women Leaders: Pengembangan Kepemimpinan Perempuan dalam Organisasi Lintas Agama

Penerima Australia Awards bersama Ibu-Ibu dari Parlemen Melbourne dan Pengajar dari Universitas Deakin

AUSTRALIA,PGI.OR.ID-Studi Singkat Pengembangan Kepemimpinan Perempuan fase pertama diberikan kepada pemimpin perempuan muslim tahun lalu, 2017. Pada fase dua, Australian Awards (Penghargaan (Awards) Studi Jangka Pendek) ini diberikan kepada 27 orang para pemimpin perempuan di level senior dari organisasi lintas agama di Indonesia.

Penghargaan Studi Jangka Pendek tersebut bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dalam mengelola organisasi keagamaan di Indonesia. Para penerima Penghargaan Studi Jangka Pendek memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan lembaga pemerintah Australia dan organisasi serta pemimpin multi-agama yang ada di Australia. Melalui program studi singkat tersebut diharapkan pemimpin perempuan dalam organisasi lintas agama dapat memegang peranan penting untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, sosial budaya dalam organisasi dan masyarakat luas serta membangun jaringan global untuk pemimpin perempuan di masa depan.

Penghargaan Studi Jangka Pendek terdiri dari tiga tahap: Lokakarya Pra-Penghargaan, Penghargaan Jangka Pendek di Australia dan Lokakarya Pasca-Penghargaan. Lokakarya Pra-Penghargaan telah dilaksanakan pada 14-16 Agustus 2018 di DoubleTree Hilton Hotel, Jakarta. Tahap studi singkat sedang berlangsung dari 8-21 September 2018 dilaksanakan di Universitas Deakin, Meburne, Australia. Universitas Deakin adalah sebagai Tuan dan Nyonya Rumah untuk Studi Singkat di Australia. Kemudian Lokakarya Pasca-Penghargaan akan dilaksanakan pada Januari 2019 di Jakarta.

Penerima Penghargaan Studi Jangka Pendek dari PGI adalah Repelita Tambunan, Kepala Biro Perempuan dan Anak. Penerima Penghargaan Studi Jangka Pendek  lainnya adalah utusan dari berbagai organisasi lintas agama di Indonesia, antara lain Siti Kholisoh (Wahid Foundation); Kustini (Kementerian Agama); Mathilda AM Wowor (Wanita Katolik RI); Norberta Yati Lantok (Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan – KWI); Wiwin S.A. Rohmawati (ISAIs UIN Sunan Kalijaga); Ulfah Mashfufah (PP Muslimat NU); Amalia Jayanti Abdullah ( PP Muslimat NU ); A.A.Ayu Ari Widhyasari (DPN PERADAH INDONESIA); Trisnaningsih Juliati Djuwaeli (PP. Muslimat Mathla’ul Anwar); Ngatini (Komnas Perempuan); Yeni Lutfiana (PW Fatayat NU Jawa Timur); Ariella Hana Sinjaya ( Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia); Umi Hanisah Abdullah (PC Muslimat NU Acrh Barat); Sonya M. Uniplaita (Kitong Bisa Learning Center/STAK Merauke); Siti Rofiah (UIN Walisongo Semarang); Ariati Dina Puspitasari (Nasyiatul Aisyiyah); Lany Guito (MATAKIN /Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia); Siti Aisyah Kara (UIN Alauddin Makasar); Christina J. Hutubessy (Oase Intim); Salmah Orbayah (Aisyiyah); Laras ‘Aisyiyah; Ayu Kartika Dewi (Milenial Islami, Sabang-Merauke); Fatimah Zahrah (Lama Imaillah Ahmadiyah Indonesia); Devi Muslianty (Walubhi Karanganyar); Meliani Endang Murtiningsih (Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kristen Sumba) dan Tristina Handjaya (Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia).

Tujuan dari Pengembangan Kepemimpinan Perempuan dalam Organisasi Lintas Agama tersebut agar para pemimpin perempuan dilevel organisasi lintas agama di Indonesia  dapat mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan dan mempengaruhi perubahan; mendemonstrasikan keterampilan kepemimpinan dalam menghadapi batasan-batasan inklusi sosial dalam masyarakat, termasuk keterampilan untuk memberdayakan para pemimpin perempuan dan mengembangkan mentoring serta pelatihan program untuk generasi berikutnya; mengidentifikasi dan mendiskusikan cara-cara untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan; memahami keberagaman dan latar belakang dalam ilmu kepemimpinan; mengindentifikasikan berbagai inisiatif program yang dapat mempromosikan multi kultural dan pluralism (termasuk peluang kerjasama antar organisasi lintas agama); memahami praktik terbaik yang mendukung toleransi antar umat beragama dan multi kultural dalam masyarakat Australia dan mengindentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh Pemimpin Perempuan dari organisasi berbasis agama di organisasi mereka masing-masing serta dapat mengembangkan strategi untuk menanggapi permasalahan tersebut.

Studi Jangka Pendek yang sedang berlangsung di Australia memberikan  proses pembelajaran yang sangat terstruktur bagi peserta dengan menerima pembelajaran dengan berbagai metodologi, seperti sesi kelas, diskusi dan perencanaan; simulasi dan bermain peran; acara networking/jaringan; kunjungan lokasi ke instansi pemerintah Australia yang terkait: The Australian Local Government Women’s Association (ALGWA), The House of Parliament dan Organisasi Masyarakat Sipil, seperti: Women’s Information Referral Service for Victorian Women (WIRE); The Multicultural Centre for Women’s Health (MCWH); the Australian Muslim Women’s Centre for Human Rights (AMWCHR); Queen Victoria Women’s Centre (QVWC); Emily’s List Australia; Council Single Mothers & their Children; Domestic Violence Victoria; Koorie Women Mean Business (KWMB); dan Dialog Lintas Agama dengan para Pemimpin berbasis Agama di Darebin.

Penerima Studi Singkat diwajibkan mengembangkan sebuah Proyek (program/kegiatan interfaith) Studi sebagai metode untuk mengimplementasikan pembelajaran. Proyek yang diajukan harus dilaksanakan setelah studi di Australia. Kemudian proyek yang telah dilaksanakan tersebut harus dilaporkan hasilnya pada Lokakarya Pasca-Penghargaan pada Januari 2019. (Repelita Tambunan, Kepala Biro Perempuan dan Anak PGI)

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*