JAKARTA,PGI.OR.ID – Tantangan yang dihadapi gereja-gereja di wilayah Hak Asasi Manusia (HAM) mendapat perhatian dalam kunjungan Joachen Motte dan Andar Pasaribu dari United Evangelical Mission (UEM) di Grha Oikoumene, Jakarta, Kamis (4/10).
Dalam beberapa tahun terakhir, UEM mendukung pelayanan PGI dalam isu pengungsi Rohingnya di Sumatera Utara, respons terhadap penutupan 11 gereja di Aceh Singkil dan bencana di Pidie Jaya (Aceh). Terkait masalah ini, Sekum PGI, Pdt. Gomar Gultom, menjelaskan bahwa dalam kasus Aceh Singkil, PGI mengirim pengacara untuk mendampingi kriminalisasi terhadap gereja-gereja dan tantangan yang dihadapi PGI dalam memperjuangkan hak-hak minoritas mengingat situasi politik yang ada. Saat ini, PGI masih berkoordinasi dengan beberapa kelompok HAM untuk mengadvokasi kasus ini, namun tantangan di lapangan sangat sulit. Ke depan, PGI berharap ada kerja sama jangka Panjang terkait isu HAM dan bencana Indonesia.
Bagi Joachen Motte, UEM pada dasarnya terbuka untuk mendukung berbagai proyek dari gereja-gereja anggota, apalagi UEM memiliki kantor regional di Sumatera Utara. Untuk itu, UEM membutuhkan informasi dan proposal proyek dalam rangka mendukung kegiatan advokasi PGI, khususnya untuk isu seperti HAM, bencana dan penodaan agama. Bagi Joachen Motte, akan sangat membantu apabila proposal proyek tersebut juga menjelaskan manfaatnya gereja-gereja yang menjadi mitra UEM.
Pdt. Gomar menginformasikan kegiatan pendampingan yang dilakukan PGI terhadap para pengungsi yang hendak bermigrasi ke Australia, namun akhirnya terdampar di Indonesia mengingat Australia menutup pintu bagi pengungsi. Demikian juga dengan bantuan PGI kepada para mantan pekerja PT. Freeport Indonesia yang menuntut haknya di Jakarta dan sampai sekarang ditampung oleh Yakoma-PGI. Dalam konteks ini, Joachen Motte mengatakan bahwa masalah pengungsi selalu menjadi perhatian LWF, dan karena itu PGI bisa berkoordinasi dengan LWF untuk mendapatkan dukungan. Sementara untuk pendmaingan bagi mantan karyawan PT. Freeport Indonesia, UEM dapat mendukung pendampingan tersebut namun perlu ada kerjasama dengan GKI Tanah Papua (TP) di mana GKI TP yang akan mengirim proposal dalam rangka dukungan finansial bagi pendampingan yang sedang dilakukan PGI.
Pada kesempatan ini, utusan UEM juga menginformasikan bahwa setiap tahun ada pelatihan dalam isu HAM di Jenewa, Swiss, yang mempertemukan berbagai pihak yang selama ni bergerak dalam isu HAM. Termasuk di dalamnya, memperkenalkan para peserta pada Lembaga-lembaga internasional dan mekanisme internasional dalam mengadvokasi isu HAM.
Selain itu, Joachen Motte juga meminta bantuan PGI untuk bersama-sama Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) yang sedang bergumul dengan persoalan tanah rakyat, dan juga rencana kunjungan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (WCC) ke Papua, Jakarta dan Surabaya untuk melihat tantangan isu HAM di Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari program the Pilgrimage of Justice and Peace yang dilakukan WCC. Pdt. Gomar menyampaikan bahwa PGI akan menyiapkan tim untuk membantu delegasi WCC yang rencananya akan berkunjung tahun depan. Tim ini akan mempelajari materi yang ada, kemudian berkoordinasi dengan UEM dan WCC untuk pengembangan materi tersebut.
The Pilgrimage of Justice and Peace adalah program yang dilakukan WCC dalam rangka mengajak gereja-gereja dan berbagai pihak yang berkemauan baik untuk ambil bagian dalam langkah nyata merespons isu keadilan dan perdamaian. Untuk 2019, fokus diberikan pada persoalan HAM di Indonesia. (Beril Huliselan)
Be the first to comment