JERMAN, PGI.OR.ID – Tim PGI yang terdiri dari Pendeta. Dr. Henriette Hutabarat Lebang Ketua Umum PGI, Pendeta Krise Angki Gosal Wakil Sekum PGI, dan Arie Moningka Wakil Bendahara PGI, menghadiri Sidang EUKUMINDO ke-65 yang diselengarakan di Bonn, Jerman, 17-19 September 2015.
EUKUMINDO adalah persekutuan gereja dan lembaga misi di Eropa yang mempunyai hubungan historis dengan gereja-gereja di Indonesia. Sidang ini dihadiri oleh peserta dari anggota-anggota EUKUMINDO serta Tim PGI yang mewakili gereja-gereja di Indonesia.
Dalam sidang tersebut, Pendeta. Dr. Henriette Hutabarat Lebang, menyampaikan situasi terkini gereja-gereja di Indonesia, termasuk pokok-pokok pikiran dan komitmen gereja-gereja yang dicetuskan dalam Sidang Raya PGI ke-16 di Nias, November 2014.
Pada kesempatan itu Pendeta Henriette mengungkapkan: “Tema Sidang Raya ini yaitu Tuhan Mengangkat Kita dari Samudera Raya mencerminkan keyakinan iman gereja-gereja di Indonesia bahwa sekalipun gereja dan bangsa Indonesia menghadapi berbagai gelombang masalah bahkan tsunami kehidupan sosial, ekonomi dan politik, namun Tuhan setia memelihara dan mengangkatnya dari kuasa samudera raya yang sering menakutkan. Sedangkan sub-tema sidang Dalam Solidaritas Sesama Anak Bangsa Kita Tetap Mengamalkan Pancasila Guna Menanggulangi Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme dan Kerusakan Lingkungan menggarisbawahi empat masalah utama yang merupakan pergumulan bersama yang hanya dapat diatasi dalam semangat kerjasama dan solidaritas semua anak bangsa.”
Sidang Raya di Nias, lanjutnya, melihat keserakahan sebagai akar dari semua masalah tersebut. Spiritualitas keugaharian yang bertolak dari sebuah keyakinan bahwa rahmat Tuhan cukup untuk menghidupi semua ciptaanNya, merupakan pola hidup yang harus dikembangkan agar semangat berbagi kehidupan dengan orang lain serta keprihatinan terhadap kesejahteraan seluruh ciptaan menjadi aksi bersama.
Rencana PGI untuk Pelatihan Kader Oikoumene (Ecumenical Leadership Formation) mendapat perhatian yang serius dalam diskusi sidang kali ini. Pembinaan Tenaga Pembinaan warga gereja menjadi hal yang dianggap mendesak dalam pengembangan kepemimpinan gereja-gereja untuk mewujudnyatakan visi dan misi PGI 2014-2019.
Sidang ini diawali dengan Rapat Pengurus Harian yang membicarakan program-program anggota EUKUMINDO di Indonesia, masing-masing maupun secara bersama-sama.
Radikalisme dan Fundamentalisme Agama Ditengah Kita
“Study Day EUKUMINDO ” yang dirangkai dengan persidangan ini menyoroti tema: “Radicalism and Religious Fundamentalism in our Midst” (Radikalisme dan Fundamentalisme Agama di tengah Kita), masalah yang menggejala di berbagai tempat dan menjadi keprihatinan bersama banyak pihak dari berbagai latarbelakang budaya, etnik dan agama. Nara sumber utama adalah Dr. Syafaatun Almirzanah dari UIN Jogyakarta dengan topik presentasi “Fundamentalisme Agama/Radikalisme dalam Islam.”
Sementara itu Prof. Dr. Berthold Klappert dari Seminary Theology di Wuppertal, Jerman mengulas phenomena yang sama di kalangan Kristen. Kemudian, disusul dengan tiga orang penanggap yang menyoroti masalah ini dari berbagai konteks, yakni Mr. Huub Lems (PKN) dari konteks Belanda; Rev. David Musgrave dari Gereja Metodis Britain dari konteks Inggris, dan Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang dari konteks Indonesia.
Pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh maraknya ekstrimisme dan radikalisme agama. Kedua nara sumber mengulas secara historis munculnya sikap ekstrim di dalam kedua agama Abrahamik ini. Pertemuan studi ini berpendapat bahwa sikap radikalisme tidak selamanya didorong oleh keyakinan agama. Acap sikap ini tidak terpisah dari realitas kehidupan ekonomi dan politik. Tidak jarang agama digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan politik tertentu.
Ketidakpahaman akan ajaran-ajaran yang luhur dari agama-agama (religious illiteracy) sering memupuk berkembangnya radikalisme yang bernuansa agama. Pertemuan study ini menggarisbawahi pentingnya ‘pendidikan agama’ (religious education) yang terarah kepada pengenalan agama-agama oleh penganut agama yang berbeda-beda.
Mempererat Hubungan Kerjasama dan Kemitraan
Menggunakan kesempatan berada di Eropa, Tim MPH-PGI ini mengunjungi beberapa organisasi mitra PGI, antara lain United in Mission (UIM) di Wuppertal. Sebagaimana kita ketahui, akhir-akhir ini Eropa dibanjiri dengan pengungsi-pengungsi terutama para korban perang di Syria, Irak dan Afrika Utara yang dating mencari perlindungan. Pada kesempatan memimpin ibadah pagi (16/9) di kantor UIM, Pendeta Krise Angki Gosal membagi pengalaman gereja-gereja di Indonesia dalam meresponi masalah pengungsi Rohingya dari Myanmar khususnya di Sumatera Utara dan Aceh, hal mana dilakukan dalam semangat kerjasama lintas iman.
Tim MPH-PGI juga sempat mengunjungi Gereja Protestan di Kurhessen-Waldick (EvangelischeKirche von Kurhessen-Waldick) yang menjadi mitra PGI dalam program beasiswa melalui unit kerjanya, yaitu Christian Education Fund (CEF) yang dikelola melalui Yayasan Beasiswa Oikoumene (YB)-PGI). Sejak tahun 1960, melalui Departemen Bindik PGI telah mengupayakan bantuan beasiswa dalam rangka peningkatan kualitas SDM.
Tim PGI juta berkesempatan mengunjungi Gereja Protestan di Negeri Belanda (Protestantse Kerk in Nederland, PKN) di Utrecht dan membicarakan mengenai Memorandum of Understanding (MoU) of PKN dan PGI menyangkut “Emancipatory Partnership Program” yang melibatkan 33 gereja dan organisasi di Indonesia yang mempunyai hubungan historis dengan PKN.
Diakhir perjalanannya, Tim mengunjungi sebuah organisasi Kristen yang bergerak di bidang Media, yakni More Message in the Media (3xM). Lembaga ini bermitra dengan PGI khususnya melalui program YAKOMA PGI.
Editor: Markus Saragih