Kunjungan Panitia Kongres GAMKI X ke PGI

JAKARTA, PGI.OR.ID – Panitia Kongres Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) ke X bersama Pengurus DPP GAMKI, Senin (16/3/2015) menyambangi kantor Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jakarta. Kunjungan tersebut dalam rangka Kongres GAMKI ke X sekaligus perayaan HUT GAMKI ke 53 yang akan digelar di Kota Manado, Sulawesi Utara, 28 April-3 Mei 2015.

Rombongan diterima Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette T.H. Lebang, Wasekum PGI Pdt. Krise Gosal, Wakil Bendahara PGI Arie Moningka, dan Sekretaris Eksekutif bidang Marturia Jerry Sumampow.

Pada kesempatan itu, panitia kongres menjelaskan seputar agenda rencana kongres, seperti perayaan Paskah, dies natalis, dan konferensi studi nasional GAMKI.

Secara khusus perayaan Paskah, diharapkan kegiatan tersebut menjadi cikal bakal perayaan Paskah Nasional yang digagas oleh pemuda Kristen.

Pdt. Henriette T.H. Lebang menyambut positif rencana tersebut. Yang penting menurutnya, perayaan Paskah didukung oleh gereja-gereja. “Itu yang saya tekankan, didukung oleh gereja-gereja, dan lahir dari gereja-gereja, sehingga itu menjadi perayaan oikoumene,” tandasnya.

Hal serupa juga disampaikan panitia ketika berkunjung ke kantor Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili di Indonesia (PGLII), Jakarta, beberapa hari sebelumnya.

Saat berkunjung ke PGLII, Ketua Pengarah Pusat Panitia Kongres GAMKI ke X Ir. Martua Sirait mengungkapkan, AD-ART GAMKI menyebutkan anggotanya ialah pemuda gereja, dengan dasar itu berusaha berkomunikasi dengan semua pimpinan gereja supaya dapat terlibat dalam kegiatan GAMKI.

Untuk diketahui, GAMKI adalah organisasi pengkaderan yang mempersiapkan anggotanya dalam berbagai bidang pelayanan seperti pendidikan, sosial, politik, kemasyarakatan, dan lain-lain, di Indonesia.

Lahirnya GAMKI melalui perjalanan sejarah yang amat panjang dan mengikuti perjalanan sejarah bangsa. Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, merupakan mujizat dan anugerah bagi Rakyat Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi 17 Agustus 1945 masih sangat berat.

Tekad Belanda untuk kembali menduduki wilayah Indonesia mendapat tantangan yang keras dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam masa revolusi itu pemuda-pemudi terpanggil untuk terjun dalam kancah peperangan.

Demikian pula dengan pemuda-pemudi Kristen di Indonesia. Kesadaran bahwa angkatan muda kristen dan seluruh umat Kristen adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia menggugah angkatan muda Kristen untuk mengorganisir diri menunjukkan keberadaannya. (ms)