JAKARTA,PGI.OR.ID-Untuk mengetahui lebih dalam dan mendapat informasi tentang Indonesia, serta mendiskusikan program-program antara M21 bersama PGI, rombongan dari M21 yang berjumlah 28 orang mengunjungi Grha Oikoumene, Jakarta, pada Jumat (29/4). Rombongan yang dipimpin Direktur M21 Claudia Bandixen ini, diterima oleh MPH-PGI serta staf.
Mengawali perbicangan yang berlangsung di ruang pertemuan Lt 3, Ketua Umum PGI Pdt. Henriette Hutabarat-Lebang menjelaskan tentang empat isu pokok dari Sidang Raya ke 16 PGI di Nias, yang menjadi perhatian PGI untuk lima tahun ke depan yaitu kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme, dan kerusakan lingkungan.
Selain itu, soal spiritualitas Keugaharian, sebuah kebijaksanaan hidup bahwa rahmat Tuhan cukup untuk semua ciptaanNya. “Kita didorong untuk mengendalikan diri dan hidup sederhana, dalam semangat kecukupan, dan bersedia berbagi dengan orang lain agar semua mengalami kehidupan yang sejahtera,” jelasnya.
Ditambahkan pula, spiritualitas keugaharian mendorong kita untuk terus mengembangkan kehandalan kualitas hidup dan pelayanan gereja dan masyarakat Indonesia, sambil memelihara semangat berbagi dan solidaritas, terutama dengan mereka yang paling lemah, yaitu kaum marjinal dan tertindas.
Claudia Bandixen, yang ditemui usai pertemuan mengaku senang dapat berkunjung ke PGI dan mendengar informasi yang disampaikan oleh Pdt. Henriette Hutabarat-Lebang. Dia berharap hubungan antara M21 dan PGI dapat terus berjalan dengan baik melalui berbagai program, serta sekaligus berharap PGI dapat menyuarakan apa yang menjadi pergumulan-pergumulan gereja di Indonesia.
“Dalam pertemuan ini kami telah mendengar tentang pergumulan berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia, termasuk pergumulan gereja, maka kami berharap melalui kerjasama yang dilakukan dapat bersama-sama berjuang untuk menciptakan keadilan dan perdamaian,” ujarnya.
M21 atau Basel Mission (bahasa Jerman/Swiss: Evangelische Missionsgesellschaft in Basel atau Basler Mission) adalah lembaga misionaris Kristen yang didirikan di Basel, Swiss, pada tahun 1815 dan sejak itu aktif hingga tahun 2007, di saat bergabung dalam Mission 21 (Misi 21), organisasi penerus Kooperation Evangelischer Kirchen und Missione (KEM) yang didirikan pada tahun 2001. Anggota lembaga berasal dari berbagai denominasi Protestan yang berbeda. Berperan di Indonesia antara lain di Kalimantan Selatan dan terlibat dalam pertumubuhan Gereja Kalimantan Evangelis. Di Indonesia organisasi ini dikenal sebagai “Zending Basel”.
Misi ini didirikan dengan nama German Missionary Society (Lembaga Misionaris Jerman) pada 1815. Kemudian berganti nama menjadi Basel Evangelical Missionary Society (Lembaga Misionaris Injili Basel), dan akhirnya menjadi Bassel Mission. Lembaga itu membangun sebuah sekolah untuk melatih para misionaris Belanda dan Inggris pada 1816. Sejak saat itu, misi kemudian bekerja di Rusia dan Gold Coast pada tahun 1828, India pada 1834, Cina pada 1847, Kamerun pada tahun 1886, Kalimantan tahun 1921, Nigeria tahun 1951, dan Amerika Latin dan Sudan pada tahun 1972 dan 1973.
Editor: Jeirry Sumampow