Kunjungan Evangelische Kirche ke Grha Oikoumene

MPH PGI saat berdiskusi dengan Evangelische Kirche di lt 2 Grha Oikoumene

JAKARTA,PGI.OR.ID-Sejak 26-29 Oktober, rombongan dari Evangelische Kirche, Jerman mengunjungi kantor PGI di Grha Oikoumene, Jalan Salemba Raya 10, Jakarta.

Dihari terakhir kunjungannya, mereka berdiskusi bersama MPH PGI mengenai berbagai hal, di antaranya kondisi keberagamaan, dan tantangan gereja-gereja di Indonesia saat ini.

Pada kesempatan itu, Pendeta Henriette Hutabarat-Lebang Eri Lebang Ketua Umum PGI memaparkan tentang empat isu pokok dari Sidang Raya ke 16 PGI di Nias, yang menjadi perhatian untuk lima tahun ke depan yaitu kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme, dan kerusakan lingkungan. Keempat isu tersebut, lanjutnya, coba diimplementasikan melalui program-program PGI dengan melibatkan gereja-gereja.

Dia juga menjelaskan persoalan yang terjadi di Aceh Singkil, serta respon PGI terhadap persoalan itu. “Kami langsung menggelar jumpa pers dan mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi terkait Aceh Singkil. Selain itu bersama komunitas agama lain kami mendirikan posko kemanusiaan lintas iman dalam rangka menolong para pengungsi, terutama bagi anak-anak, orangtua dan ibu hamil. Posko ini terbentuk karena kami saling percaya dan punya kepedulian yang sama,” katanya.

Foto bersama usai diskusi
Foto bersama usai diskusi

Lebih jauh Pendeta Henriette menambahkan: “Persoalan di Aceh Singkil akibat adanya tekanan dari kelompok intoleran kepada pemerintah setempat untuk membongkar gereja di wilayah itu, dengan alasan tidak memiliki izin, meski keberadaan gereja sudah ada sejak lama, sementara untuk memperoleh izin membangun gereja sangat sulit. Hal serupa juga kerap terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Padahal dalam UUD 45 sangat jelas menyebutkan bahwa negara menjamin kebebasan bagi rakyatnya untuk memeluk dan menjalankan ibadahnya masing-masing. PGI selalu menegaskan hal ini kepada pemerintah.”

Sementara itu, Pendeta Gomar Gultom Sekretaris Umum PGI memberikan apresiasi kepada pemerintah Jerman dan gereja-gereja yang bersedia menampung para pengungsi dari Siria dan Irak, tanpa melihat latarbelakang, termasuk latarbelakang agama mereka. Menurutnya, hal ini sebagai wujud dari keramahtamahan yang merupakan salah satu karakteristik dari kekristenan.

“Hal ini juga merupakan pesan reflektif bagi masyarakat Indonesia yang kini dilanda krisis kemanusiaan karena agama,” imbuhnya.

Pdt Henriette Hutabarat-Lebang dan Pdt Gomar Gultom serius memperhatikan cinderamata yang diberikan oleh salah seorang dari Evangelische Kirche
Pdt Henriette Hutabarat-Lebang dan Pdt Gomar Gultom serius memperhatikan cinderamata yang diberikan oleh salah seorang dari Evangelische Kirche

Diakhir pertemuan, MPH PGI dan Evangelische Kirche bertukar cinderamata. MPH PGI memberikan kain batik, sementara dari Evangelische Kirche memberikan reproduksi halaman dari 42-line Alkitab Johannes Gutenberg di Mainz 1452-1455 yang dicetak di letterpress di bengkel pencetakan Museum Gutenberg di Mainz.

Editor: Jeirry Sumampow