JAKARTA,PGI.OR.ID – Badan Kerja Sama antar Umat Beragama (BKSUA) Sulawesi Utara (Sulut) mengunjungi Grha Oikoumene, Jakarta, pada Rabu (14/11) dalam rangka silaturahmi, sekaligus mendengar perkembangan RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan (RUU PPK) yang turut diadvokasi PGI. Perwakilan dari enam agama hadir dalam rombongan BKSUA dan disambut oleh Pdt. Krise Anki Rotti-Gosal (Wasekum PGI), Pdt. Gomar Gultom (Sekum PGI) dan Pdt. Henriette Tabita Lebang (Ketum PGI) beserta jajaran.
Kepada PGI, KH. Abdul Wahab Abdul Gafur, ketua presidium BKSUA, menjelaskan mengenai keberadaan BKSUA yang lahir dari kearifan masyarakat Sulut untuk merawat kemajemukan di sana. Apa yang dikejakan BKSUA, menurut KH. Abdul Wahab, adalah mengupayakan agar kerukunan bisa sampai ke tingkat akar rumput.
“Kita rukun dan damai …. Sehingga Sulut tidak bisa disulut karena sulit”, kata KH. Abdul Wahab saat menjelaskan potret kerukunan antaragama di Sulut. Bahkan menurut beliau, saat ini (2018) Manado terpilih sebagai kota paling toleran se-Indonesia. Ini terjadi karena di dalamnya ada peran tokoh-tokoh agama kata KH. Abdul Wahab.
Pada kesempatan ini, atas nama BKSUA, KH. Abdul Wahab mengucakan terima kasih atas bantuan PGI terkait rencana kunjungan perwakilan BKSUA ke Jerman dalam rangka dialog dengan tokoh-tokoh agama di sana.
Terkait perdebatan mengenai RUU PPK, Pdt. Gomar menjelaskan bahwa sebenarnya niat dibalik RUU tersebut bukan untuk mencampuri urusan agama. Namun, persoalan komunikasi dan kesalahpahaman akhirnya membuat RUU ini menjadi perdebatan di ruang publik. Menurut Pdt. Gomar, sejauh ini pemerintah telah memberikan sinyal positif untuk perbaikan RUU PPK.
BKSUA merupakan badan kerja sama antarumat beragama di Sulut yang dibentuk pada 1967, kemudian pada 1969 di-SK-kan (mendapat kejelasan status melalui surat keputusan) oleh pemerintah daerah. Berbeda dengan FKKUB, BKSUA lebih bergerak untuk membantu masyarakat membangun kerukunan. Karena itu juga, BKSUA menjadi mitra dan penasehat Pemerintah Daerah di Sulut.
Pewarta: Beril Huliselan
Editor: Beril Huliselan
COPYRIGHT © PGI 2018
Be the first to comment