JERMAN,PGI.OR.ID-Bencana asap di Sumatera, Kalimantan dan Maluku merupakan akibat langsung dari masifnya konversi hutan tropis menjadi hutan industri tanpa kontrol yang kuat, yang ditengarai penuh konspirasi antara birokrat korup dan korporasi hitam.
Pendeta Gomar Gultom, MTh Sekretaris Umum PGI menyampaikan hal tersebut dalam konprensi pers dan Panel Diskusi tentang Climate Change, di Wuppertal, Jerman, Minggu (25/10).
Gomar juga melihat lemahnya penegakan hukum terhadap korporasi yang melakukan jalan pintas untuk usahanya dan komitmen negara yang lemah atas pelestarian bumi, serta kemarau berkepanjangan sebagai akibat Climate Change turut memperkeruh keadaan.
Sementara dalam diskusi panel, menjawab pertanyaan tentang harapannya akan KTT 150 negara yang akan berlangsung pada Nopember di Paris, Gomar mengungkankan, melalui KTT tersebut diharapkan para pemimpin negara tegas memaksa Amerika dan China turut dalam Protokol Kyoto, serta komitmen pengurangan karbon dioksida kiranya tidak hanya di atas kertas, tapi diikuti dengan perubahan perilaku ke arah spiritualitas Keugaharian di level masyarkat masing-masing negara.
Selain itu, berharap negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak menjadikan kompensasi CO2 ini menjadi sekedar perdagangan imbal balik, tapi sungguh-sungguh diimplementasikan, ada komitmen baru dari seluruh negara untuk fokus pada enerji terbarukan seperti air, angin, matahari dan panas bumi ketimbang batubara, BBM dan apalagi nuklir, serta berharap COP Paris memberi perhatian lebih besar lagi kepada indigenous people.
Baik saat konperensi pers maupun Panel Diskusi, para peserta menyambut baik uraian yang disampaikan Gomar mengenai Gereja Sahabat Alam, salah satu gerakan PGI dalam penyelamatan alam yang sangat praktis, bahkan mendapat standing applaus.
Editor: jeirry Sumampow