Korban Konflik Ambon Rayakan Hari Perdamaian Dunia

Ratusan warga Kota Ambon yang umumnya merupakan korban konflik sektarian beberapa tahun silam berkumpul di kawasan Pattimura Park di Jalan Pattimura untuk memperingati Hari Perdamaian Internasional yang jatuh pada  Minggu (21/9/2014) sore.

Para warga yang pernah merasakan penderitaan saat konflik terjadi menceritakan berbagai pengalamannya hingga mereka harus berpikir bagaimana cara merajut perdamaian dan mengakhiri konflik antarsesama.

“Saat ini kami kembali hidup berdampingan lagi dalam kedamaian, ini sebuah hal yang sangat indah sekali,” kata Ida, salah seorang warga Waiheru yang ikut hadir dalam kegiatan itu.

Dia mengisahkan, saat konflik pecah beberapa tahun silam, kehidupan di Kota Ambon sangat memprihatinkan karena yang dirasakan hanyalah penderitaan yang berkepenjangan. Namun, saat ini situasi tersebut telah berubah dan warga telah kembali hidup rukun dalam suasana kebersamaan dan persaudaraan seperti sedia kala.

“Konflik hanya membawa penderitaan, tidak ada warga yang diuntungkan dari konflik, kita bersyukur karena ada kesadaran bersama sehingga kita bisa kembali seperti ini,” ujarnya.

Koordinator kegiatan, Lussy Peilouw kepada Kompas.com, di sela-sela acara, mengatakan perhelatan ini selain untuk memperingati hari perdamaian internasional juga untuk membangun perdamaian di Maluku khususnya di Ambon yang lebih kuat.

Menurut dia, kegiatan tersebut dialakukan sebagai refleksi untuk menimbulkan kesadaran kolektif agar perdamaian yang telah terwujud dapat terus dirawat dan dipertahankan.

“Kami ingin ada interaksi yang cair di antara sesama masyarakat. Kami ingin membangun integritas sosial dan kohesi sosial sehingga terwujud kesadaran akan pentingnya perdamaian,” ujarnya.

Dia pun berharap agar kegiatan tersebut dapat menjadi momentum dan spirit bersama untuk tetap membangun perdamaian di Ambon.

“Harapannya apa yang dirasakan, apa yang disampaikan di sini oleh warga juga dapat didengar oleh pemerintah supaya kebutuhan mendasar setiap warga untuk merasakan kedamaian dapat terwujud,” kata dia.

Dalam kegiatan itu, warga dan anak-anak juga terlihat membubukan tandatangan di atas kain putih sebagai komitmen untuk terus menjaga kedamaian dan kebersamaan di Ambon. Sejumlah pesan-pesan perdamaian yang ditulis di lembaran kertas warna warni juga dibagikan kepada seluruh warga yang hadir.

Selain dihadiri warga dan anak-anak dari dua komunitas agama berbeda, hadir dalam kegiatan itu juga komunitas seni, kelompok mahasiswa cinta damai, dan sejumlah komunitas perdamaian dan perempuan Ambon. (kompas.com)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*