
PRABUMULIH,PGI.OR.ID-Bertempat di Prabumulih, Sumatera Selatan, sejak 26-29 Juli 2017, Bidang Keesaan dan Pembaruan Gereja (KPG) PGI melaksanakan kegiatan Konsultasi Nasional Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (Konas POUK) 2017. Konas yang dibuka secara resmi oleh Walikota Prabumulih Ridho Yahya ini, diikuti 130 orang peserta, yang merupakan perwakilan dari 15 PGIW dan POUK se Indonesia, mengikuti kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Ridho Yahya mengatakan, Prabumulih merupakan kota yang masih terbilang muda, 16 tahun. Tetapi kemajuan dalam pembangunan jauh melampaui kota-kota besar lainnya. Prabumulih dikenal sebagai kita “Seinggok Sapunian” atau kita “Seiya Sekata”. Artinya, Prabumulih selalu mengutamakan satu suara dan kesepakatan dalam pelaksanakan pembangunan. Tidak membeda-bedakan daerah, suku, dan agama.

“Gereja-gereja di Prabumulih tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan izin pendirian rumah ibadah. Bahkan pemerintah daerah membangunkan rumah ibadah untuk semua agama. Dalam mengurangi Kemiskinan bukan dengan menggunakan Dana APBD, tetapi dengan mengembangkan nilai “berbagi”. Setiap pegawai yang berpenghasilan 3 just perbulan, dipotong 60 ribu rupiah untuk membantu masyarakat miskin. Hingga kini sdh 600 rumah dibangun bagi keluarga miskin di Prabumulih,” katanya.
Ditambahkan Ridho, kerusakan lingkungan masih merupakan isu besar di Sumatra Selatan. Banyak praktik eksploitasi penambangan batu bara yang banyak meninggalkan kubangan-kubangan kosong bagi anak cucu. Maka, pemerintah berusaha menerapkan pembangunan ramah lingkungan. Sebab itu, melalui Konas POUK diharap gereja-gereja ikut aktif menyosialisasikan pembangunan ramah lingkungan melalui kebijakan yang diputuskan bersama.

Konas POUK 2017 bertujuan untuk membangun komitmen POUK dalam mengimplementasikan Tema, Subtema dan Pikiran Pokok PGI terkait dengan Spiritualitas Keugaharian, yakni: mewujudkan keadilan sosial dan kemandirian gereja dan masyarakat, dan semakin meningkatnya kesadaran dan wawasan warga POUK terhadap isu-isu kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan.
Selain itu, semakin meningkatnya kualitas pelayanan dan pembinaan berdasarkan Ketetapan Bersama Gereja-gereja anggota PGI tentang POUK dan Pedoman Kerja POUK di seluruh wilayah pelayanan PGI, serta semakin meningkatnya kerjasama dan jejaring antar POUK, PGIW/SAG, dan lembaga-lembaga oikoumenis lainnya.
Di hari kedua, Konas POUK membahas mengenai radikalisme, intoleransi, rasisme, dan terorisme di Indonesia dengan nara sumber Direktur Penegakkan Hukum BNPT Brigjenpol Martinus Hukom, dan Akademisi sekaligus praktisi dari NU Sumsel Dr. Moh. Adil Jamil.