Konsultasi DGD Akan Membahas Migrasi, Perdagangan Manusia dan Perbudakan Modern

WCC – Geneva. Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD)  akan mengadakan konsultasi internasional untuk mengeksplorasi hubungan antara migrasi, perdagangan manusia, dan perbudakan modern. Fokus dari pertemuan tersebut membicarakan ribuan migran yang diperhadapkan dengan kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi selama perjalanan berbahaya mereka menuju negara-negara di mana mereka akan bermigrasi.

Acara konsultasi tersebut adalah kerjasama antara Komisi Gereja-gereja pada Urusan Internasional (CCIA) dari DGD dan Konferensi Kristen Asia (CCA). Acara dilaksanakan di Kolombo, Sri Langka, oleh Dewan Kristen Nasional Sri Langka (NCC-SL), 4 – 7 April 2014.

Konsultasi bertemakan “Migration and Human Trafficking: Modern Slavery?” akan melibatkan bersama-sama partisipan dari Afrika, Negara-negara Arab, Eropa dan Asia.

Dr Mathews George Chunakara, direktur CCIA, menyoroti pentingnya acara ini karena akan dibahas kalkulasi yang dibuat Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) bahwa sekitar 2,4 juta laki-laki, perempuan, dan anak-anak menjadi korban pedagang tidak bermoral setiap tahunnya.

“Penderitaan buruh migran dimulai di negara asal mereka dengan perekrut tidak jujur ​​dan agen meminta biaya yang sangat tinggi untuk pekerjaan di luar negeri,” kata Chunakara.

“Buruh migran terus menghadapi kecurangan, pemerasan uang, kekerasan fisik dan mental, penyiksaan dan segala macam eksploitasi, baik di perjalanan maupun di negara-negara tujuan,” tambahnya.

Semegnish Asfaw, salah satu penyelenggara dari Konsultasi dan Program Eksekutif DGD untuk urusan internasional, menyatakan bahwa konsultasi juga akan menyoroti suara perempuan. “Perempuan dan anak perempuan sangat rentan karena dalam perdagangan manusia tersebut terjadi eksploitasi tenaga kerja, atau eksploitasi seksual,” katanya.

Konsultasi tersebut juga akan menganalisis tren global dalam migrasi dan perdagangan manusia.

Melalui diskusi mendalam, peserta akan mencari cara solusi holistik dan berkelanjutan untuk meningkatkan pelaksanaan undang-undang anti-trafficking. Mereka juga akan berusaha mengembangkan solusi untuk perlindungan yang lebih baik dari korban melalui pembentukan jaringan advokasi ekumenis yang efektif untuk melawan perdagangan manusia lintas batas.

Terkait konflik perang saudara di Sri Lanka ini telah menyebabkan lambatnya pembangunan ekonomi dan telah menyebabkan meningkatnya arus keluar dari Sri Lanka. Mereka memilih cara-cara emigrasi yang tidak teratur dan menjadi mangsa perdagangan manusia. Para peserta konsultasi akan membahas masalah ini secara rinci dengan perwakilan dari gereja-gereja Sri Lanka pada pertemuan umum tahunan NCC-SL.

Sumber: http://www.oikoumene.org/en/press-centre/news/wcc-consultation-will-address-migration-human-trafficking-and-modern-slavery

Diterjemahkan oleh: Boy Tonggor Siahaan (Staf Biro Litkom PGI)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*