JAKARTA,PGI.OR.ID-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) prihatin atas realitas danau-danau di tanah air, yang beberapa diantaranya dikitari masyarakat beragama Kristen, Danau Toba salah satunya, yang kondisinya kini sudah sangat kritis.
Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, saat menerima kunjungan pengurus Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT), ke Grha Oikoumene, Jakarta, Senin (27/1). KMDT adalah lembaga yang concern terhadap Pelestarian Danau Toba, dan telah dideklarasikan pada 29 Desember 2019 di UKI, Jakarta.
“Saya tidak tahu apakah ini kebetulan, seluruh danau di Indonesia umumnya yang dikitari oleh umat Kristen rusak berat. Negara kita memang tidak punya niat baik untuk memperbaiki Danau Toba. Kalau Jokowi ingin menjadikan destinasi wisata yang baik, ikuti saja rekomendasi LIPI. SK Gubernur Sumut tahun 2017 tentang Danau Toba menegaskan, maksimum kapasitasnya kan 10 ribu ton pertahun, sekarang sekitar 60 ribu ton per tahun, 6 kali lipat lebih, lalu apa yang mau kita katakan. Selalu yang disalahkan mentalitas masyarakat, padahal negara yang belum bertindak banyak untuk Danau Toba,” jelasnya.
Lanjut Pdt. Gomar, PGI lebih suka bergaul dan berjuang bersama masyarakat, ketimbang hanya selalu menyalahkan masyarakat. Dan, dalam Sidang MPL-PGI yang berlangsung di Parapat, juga mendiskusikan upaya memajukan kawasan Danau Toba, namun tetap memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya.
Terkait banyaknya lembaga yang berjuang untuk Danau Toba, Ketua Umum PGI menegaskan, memang diperlukan namun jangan sampai berbenturan, dan digunakan oleh kelompok yang hendak menguras Danau Toba ini untuk kepentingan tertentu.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum KMDT, Edison Manurung, SH, MM, memaparkan berbagai langkah yang telah dilakukan KMDT dalam menjalin kemitraan. Seperti dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengadakan gerakan penghijauan, memungut sampah, dan melakukan kajian mengenai keramba jaring apung (KJA) di KDT, kerjasama dengan Ketua MPR-RI yang akan melakukan kunjungan ke KDT, dan lainnya.
“Kita harus mengedukasi masyarakat agar mereka paham bahwa percepatan wisata Danau Toba ini adalah untuk memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat di tujuh kabupaten KDT dan menghilangkan slogan Peta Kemiskinan menjadi Peta Kemakmuran di era pembangunan yang dikembangkan pemerintahan Jokowi saat ini,” ujarnya.
Untuk itulah KMDT mengajak PGI untuk bersama-sama melakukan pembinaan umat terkait peningkatan mental spiritual, utamanya dalam kaitan menyongsong Danau Toba menjadi destinasi wisata mendunia.
Dalam hal ini, PGI mendukung dan mengapresiasi upaya yang dilakukan KMDT dalam mendukung percepatan Danau Toba menjadi destinasi wisata mendunia.
Pewarta: Markus Saragih