Kemensos Luncurkan Program Pengasuhan Anak Berbasis Keluarga

Ketua Umum PGI, Pdt. DR. Henriette Hutabarat-Lebang melakukan penandatanganan saat lounching Kampanye Pengasuhan Anak Berbasis Keluarga, disaksikan oleh Mensos Khofifah Indar Parawansa (berkerudung)

JAKARTA,PGI.OR.ID-Bertempat di Hotel Aryadutha, Jakarta, Rabu (27/7), Kementerian Sosial luncurkan program perlindungan anak, dengan mengembangkan model pendekatan Pengasuhan Anak Berbasis Keluarga di Indonesia. Program ini telah dilaksanakan Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Kementerian Sosial, selama 10 tahun dan menjalin kerjasama dengan Save the Children Internasional.

“Program langsung bersentuhan dengan anak-anak dan keluarga untuk meningkatkan kualitas pengasuhan, sekaligus memperkuat sistem perlindungan dan pengasuhan agar terhindar dari penelantaran, kekerasan, eksploitasi, serta keterpisahan dari orangtua,” jelas Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, dalam acara bertajuk Families First Learning Event itu.

Mensos  mengimbau agar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), terus meningkatkan peran, tidak hanya mengasuh anak-anak, tetapi juga melakukan penjangkauan terhadap keluarga-keluarga agar para orangtua mampu mengasuh anak-anaknya lebih baik.

“Peran sesuai Standard Nasional Pengasuhan Anak (SNPA) merupakan kehormatan dan kesempatan karena LKSA berada langsung di masyarakat yang mudah menjangkau keluarga rentan. Sehingga berbagai pelatihan SNPA hendaknya diberikan kepada lebih banyak LKSA diiringi dengan uji akreditasi,” pintanya.

Selain itu, upaya penyadaran pengasuhan anak dalam keluarga, juga melibatkan enam tokoh agama, yaitu dari Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Wali Umat Budha Indonesia (Walubi), serta Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).

Lanjut Khofifah, Pemerintah  juga mengajak para orangtua dan keluarga untuk mewujudkan pesan dari para tokoh agama dengan menciptakan rumah setiap keluarga menjadi surga bagi anak dan keluarganya. “Dengan melibatkan para tokoh agama, tentu diharapkan mampu merubah perilaku dan cara pandang setiap orang terhadap anak, sekaligus mereka menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi bangsa dan negara di masa depan,” ujarnya.