PGI – Jakarta. Sekitar 100 jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia kembali mengadakan ibadah diseberang Istana Merdeka Jakarta, Minggu (1/3), untuk ke 85 kalinya, sejak Februari 2012 setiap dua minggu sekali, karena penyegelaan ilegal atas dua gereja mereka yang sah masing-masing di Kodya Bogor dan Kabupaten Bekasi, oleh masing-masing pemerintah daerah, tanpa koreksi dari pemerintah pusat.
Ibadah dipimpin oleh Pendeta Stephen Suleeman dari Gereja Kristen Indonesia (GKI), yang juga sekaligus salah satu dosen di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta.
Dalam khotbahnya, kembali Suleeman mengingatkan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh jemaat kedua gereja adalah bukan merupakan perjuangan hanya untuk kepentingan gereja GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia semata, tetapi sebuah kontribusi masyarakat Kristen Indonesia untuk tegaknya keadilan dan perdamaian di dalam Indonesia yang beragam.
“Ketidakadilan dimanapun, adalah sebuah ancaman bagi keadilan di semua tempat. Kita harus terus melawan ketidakadilan”, kata Suleeman menyitir ucapan Martin Luther King, Jr, pendeta dan tokoh pejuang hak-hak sipil dan kesetaraan hak di Amerika Serikat.
Ibadah kali ini juga turut dihadiri oleh kelompok lintas iman dari Indonesia, dan juga kelompok lintas iman dari Myanmar, yang difasilitasi oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Christian Solidarity Worldwide. Di antara kelompok lintas iman yang bersolidaritas di ibadah seberang Istana yang dilakukan GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, tampak perwakilan dari Ahmadiyah, Syiah di Indonesia, juga beberapa pendeta Budha, komunitas Muslim Rohingya, serta komunitas Kristen di Myanmar.
“Kami tidak akan berhenti berdoa dan berjuang bersama kawan-kawan lintas iman di Indonesia, untuk memelihara Indonesia sebagai rumah bersama bagi semua. Kami masih menanti Presiden Joko Widodo bertindak menyelamatkan Konstitusi dan hukum di Indonesia”, kata Bona Sigalingging, Juru Bicara GKI Yasmin. (ms)