JENEWA,PGI.OR.ID-Pergumulan mengenai perjalanan keesaan umat Kristen, upaya memahami kembali diakonia, berbagai pengalaman dan cerita ziarah keesaan serta bentuk persekutuan yang hidup di gereja-gereja anggota menjadi perhatian dalam Sidang Komite Eksekutif Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (WCC), berlangsung di Institut Oikoumene Bossey pada 11-14 Juni, dan Sidang Komite Sentral WCC yang berlangsung pada 15-21 Juni di Jenewa, Swiss.
Komite Sentra WCC juga akan mengevaluasi sejumlah program yang dijalankan WCC, persiapan Sidang Raya WCC pada 2021, melakukan monitor dan evaluasi terhadap ziarah keadilan dan perdamaian yang sedang berlangsung, meninjau perkembangan terbaru dari pembangunan perumahan ramah lingkungan, menerima hasil studi terbaru mengenai diakonia ekumenis dan merespons sejumlah isu publik.
Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan peringatan 70 tahun WCC yang mendapat perhatian dalam serangkaian persidangan di Bossey dan Jenewa. Sebagaimana dikatakan oleh Pdt. Olav Fykse Tveit, Sekjen WCC, bahwa “Seluruh pertemuan Sentral Komite telah dipersiapkan secara komperhensif, signifikan, terbuka untuk umum dan acara yang padat untuk memperingati, menyadari dan merayakan kehidupan dan karya Dewan Gereja-Gereja se-Dunia.”
Para peserta persidangan menghadiri ibadah ekumenis di Katedral Santo Pierre yang terletak di Jenewa dan menikmati perayaan ulang tahun yang difokuskan pada presentasi dari beberapa wilayah dan saling berbagi cerita. Selain itu, berlangsung juga pertemuan kaum muda dan perempuan, peluncuran buku serta refleksi lintas wilayah dan konfesi mengenai siarah keesaan.
Hal lain yang juga menarik adalah kunjungan Paus Fransis dalam pertemuan WCC yang berlangsung di Jenewa. Direncanakan, Paus Fransis akan berkunjung ke Jenewa pada hari Kamis (21/6).
Rangkaian persidangan WCC ini dihadiri oleh sekitar 300 orang. Mereka berasal dari perwakilan gereja-gereja di Komite Sentral, para peninjau, mitra dari berbagai organisasi, kalangan media, staf dan para pandu. (oikoumene.org)
Be the first to comment