Jumlah orang Kristen yang dianiaya mencapai 100 juta di seluruh dunia

Jumlah orang Kristen  yang mengalami penganiayaan di seluruh dunia mencapai 100 juta orang, demikian sebuah laporan terbaru, seraya menambahkan penganiayaan non-kekerasan juga meningkat.

“Bahkan di negara-negara mayoritas Kristen mengalami pengucilan, diskriminasi, dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata David Curry, direktur Open Doors berbasis di California, AS, Rabu.

Organisasinya Curry tersebut telah bekerja untuk membantu orang-orang Kristen yang dianiaya selama lebih dari 60 tahun.

Didirikan oleh seorang Belanda yang dikenal sebagai Bruder Andrew, lembaga itu menyelundupkan Kitab Suci ke Eropa Timur, rezim komunis, yang komunitas Kristen dan agama-agama lain sangat dibatasi.

Curry mengatakan laporan Open Doors 2015 menunjukkan bahwa “jumlah mengejutkan tersebut melaporkan orang-orang Kristen menjadi korban intoleransi dan kekerasan karena iman mereka.”

Daftar peringkat 50 negara dimana kasus ini sangat berbahaya dan sulit untuk menjadi seorang Kristen. Penganiayaan ini terjadi  “akibat hasil identifikasi seseorang dengan Kristus”. Mereka bisa masuk penjara, penyiksaan, pemenggalan, pemerkosaan, kehilangan rumah dan aset.

Umat Kristiani dapat menghadapi pengucilan dari keluarga mereka, kehilangan pekerjaan atau penolakan oleh masyarakat.

Curry mengatakan bahwa sejumlah orang Kristen “dipaksa menjadi lebih tertutup tentang iman mereka”.

Korea Utara terus menjadi negara terburuk di dunia terkait penganiayaan anti-Kristen, dimana sekitar 70.000 orang Kristen dijebolkan ke penjara karena iman mereka.

Peningkatan pesat penganiayaan terjadi di Afrika dan masalah ini berlanjut akibat ekstrimisme Islam.

Somalia menempati urutan kedua terburuk. Irak diurutan ketiga  menyusul munculnya ISIS yang telah menambah penderitaan orang-orang  Kristen Irak. Suriah berada di urutan keempat akibat perang sipil terus menerus, termasuk ekstremis Islam.

Afghanistan dan Pakistan juga telah menyaksikan peningkatan penganiayaan, masih-masing berada di peringkat kelima dan kedelapan.

Iran menempati urutan ketujuh, sementara Sudan dan Eritrea berada di urutan kesepuluh dimana orang-orang Kristen menghadapi penganiayaan terburuk.

Nigeria, dimana pemerintah belum mampu membendung kelompok ekstremis Islam Boko Haram, berada di urutan kesepuluh untuk pertama kalinya.

Open Doors juga mencatat masalah di Uzbekistan, Vietnam, dan India. India menempati peringkat ke-21 dalam laporan tersebut. Komunitas Kristiani menghadapi penganiayaan dari dua kelompok fundamentalis – Islam dan Hindu.

Orang Kristen menjadi korban kejahatan dan korupsi terorganisir, terutama mereka yang menonjol dalam kehidupan sosial dan politik. Masyarakat adat pedesaan yang beragama Kristen juga menghadapi permusuhan, banyak orang Kristen telah mengungsi dari tanah mereka, dan kekerasan terhadap perempuan Kristen meningkat.

Sumber: ucanews.com