THAILAND,PGI.OR.ID-Jaringan perempuan oikoumenis dalam rangka dukungan melawan kekerasan terhadap perempuan telah diluncurkan pada hari terakhir pelaksanaan konsultasi regional Asia yang dilakukan oleh Christian Conference of Asia (CCA), 17-20 November 2016, di Chiang Mai, Thailand. Para peserta telah memutuskan untuk membuat jaringan perempuan di seluruh Asia agar terlibat dalam advokasi mengatasi meningkatnya masalah kekerasan terhadap perempuan.
Sebanyak 35 peserta mewakili berbagai gereja dan organisasi oikoumenis di Asia mengikuti kegiatan yang mengangkat tema Women Building Peace and Transforming the World’ ini.
Selama tiga hari konsultasi, peserta saling berbagi laporan dari bermacam konteks negara tentang kekerasan yang merajalela dilakukan terhadap perempuan di Asia. Juga tingginya kekerasan yang terjadi di berbagai lapisan sosial, ketidakadilan terhadap perempuan Asia, serta menghadapi pelanggaran HAM berat.
Peserta juga mengamati mengenai, “Sayangnya, pemerintah, masyarakat, dan gereja di Asia selalu mengabaikan fakta mengenai kekerasan terhadap perempuan adalah tantangan yang mendesak dan mengancam perdamaian dunia dan keamanan.”
Jalan terbaik untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan ialah mencegahnya sejak awal. Konsultasi juga bertujuan untuk meningkatkan dan dan menggerakkan perempuan Kristen Asia agar dapat menciptakan dasas-dasar yang bertujuan mencari penyebab kekerasan struktrural, metodologi peningkatan sistem pendekatan dalam mencengah kekersan, dan menciptakan perdamaian dalam komunitas di seluruh Asia.
Dalam sesi pembuka konsultasi, program koordinator CCA, Rev. Jung Eun Moon mengatakan, “Perempuan Kristen Asia memiliki tanggung jawab besar dalam merespon kekerasan terhadap perempuan dan mereka harus memulai tindakan oikoumenis dalam memerangi kekerasan menurut konteks masyarakat yang mereka wakil.”
Rev. Jung Eun Moon lebih lanjut menambahkan, program baru yang dipertimbangkan oleh CCA ‘Women’s Ecumenical Action Against Violence (WEAAV)’ yang ditujukan untuk memberikan ruang Oikoumenis bagi perempuan di gereja Asia untuk memulai tindakan melawan kekerasan, memberdayakan perempuan dalam ketidaksetaraan gender dan advokasi untuk martabat perempuan.
Dalam diskusi mengenai tema ‘Women Building Peace, Preventing Violence and Transforming Our World’, Eleanor Dictaan Bangoa, Program Officer dari Indigenous People’s International Centre for Policy Research and Education (Tebtebba) mengatakan, “Sebagian besar dari solusi untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan di Asia, adalah bagi perempuan untuk mengetahui hak-haknya. Jika kamu tidak mengetahui apa yang anda berhak, bagaimana kamu akan berjuang untuk itu? Kesadaran adalah hal penting untuk mengerakkan dan memberdayakan perempuan di Asia.”
Sementara saat presentasi ‘Convention on the Elimination of all forms of Discrimination Against Women (CEDAW)’, Moumita Biswas, Sekretaris Eksekutif dari All India Council of Christian Women of the National Council of Churches India (NCCI) mengatakan kepada peserta. “sekarang, gereja-gereja di Asia tidak memperhatikan CEDAW, salah satu perjanjian hak asasi manusia difokusan pada perlindungan hak dan martabat perempuan. Gereja-gereja dapat melakukan peran penting dalam mengembangkan hati nurani dari sejumlah besar orang di Asia. Ini waktunya bagi gereja di Asia untuk serius memperhatikan kebuthan termasuk pesan CEDAW dalam kurikulum pendidikan Kristen.
Berbagai sesi interaktif lainnya dari konsultasi yang dipimpin oleh ahli meliputi berbagai topik seperti, ‘Women Building Peace, Preventing Violence and Transforming Our World’, ‘Feminization of Labour Migration and Violence Against Women’, ‘Sustainable Development Goals in Achieving Gender Equality and Empowerment of Women’, dan ‘Ecumenical Women’s Action and Strategies for Advocacy and Networks’.
Koordinator Proyek CCA, Sunila Ammar mengatakan, “Konsultasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas perempuan gereja untuk terlibat dalam advokasi melawan kekerasan terhadap perempuan. Ini adalah permulaan dalam persiapan untuk sebuah inisiatif baru –WEAAV. Dua konsultasi sub-regional di Asia Selatan dan Asia Tenggara paa2017, sebagai bagian dari WEAAV, akan lebih meningkatkan perluasan jaringan akar rumpun perempuan di masa yang mendatang.”
CCA menegaskan realisasi pemenuh dari hak perempuan dan bertujuan untuk menciptakan standarbaru yang memastikan kesetaraan partisipasi perempuan di gereja dan masyarakat, dan juga untuk mengembangkan agenda bersama dalam mempromosikan budaya mencegah kekerasan terhadap perempuan,” tambah Ammwar. (Jonathan simatupang. Sumber: cca.org.hk)