Provinsi Jawa Barat kembali menjadi top skor dalam kasus kekerasan terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan, demikian hasil temuan Wahid Institute dalam laporan tahunan kebebasan beragama dan berkeyakinan (KB) dan Intoleransi di Indonesia 2014.
Tahun 2014, provinsi yang dinahkodai kader PKS, Ahmad Heryawan telah terjadi 55 kali aksi pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan. Angka ini jauh melampaui posisi kedua DI Yogyakarta dengan jumlah kekerasan 21 kasus dan ketiga Sumatera Utara yakni pada angka 18.
Dari 55 aksi kekerasan atas nama agama di provinsi tersebut justru dilakukan oleh aktor negara. Tercatat Wahid Institute di Jawa Barat 36 dari 55 aksi intoleransi di Jawa Barat dilakukan pemerintah daerah atau pun penegak hukum.
Beberapa kasus yang menyedot perhatian misalnya mengenai sengketa tanah GKI Yasmin di Bogor dan HKBP Philadephia di Bekasi. Masing-masing pemimpin daerah cenderung mengikuti kehendak kelompok-kelompok radikal dalam permasalahan semacam ini.
Peneliti Senior Wahid Institute, Subhi Azhari melihat ada dua faktor utama Jawa Barat tetap menjadi nomor satu dalam kekerasan atas nama agama.
“Pertama, karena kelompok keagamaan yang intoleran banyak di Jawa Barat. Kedua, kemungkinan ada kecenderungan segregasi sosial di daerah-daerah satelit kota besar di antara Jakarta dan Bandung,” ucap Subhi, dalam konferensi pers di Wahid Institute, belum lama ini.
Ahmad Heryawan bahkan beberapa tahun ke belakang menggandeng Front Pembela Islam (FPI) untuk menjaga “moralitas” dan agama di Jawa Barat. Padahal sebagaimana diketahui bersama FPI menjadi salah satu aktor dalam kekerasan terhadap minoritas. (icrp-online.org)
Be the first to comment