IRC; dari Indonesia Menuju Perdamaian Dunia

Proses pergantian kepengurusan IRC.

JAKARTA,PGI.OR.ID-Setelah berdiri sejak 2010, Inter Religious Council (IRC) telah menjadi forum pimpinan lembaga agama-agama yang terdiri dari MUI, PGI, KWI, Walubi, PHDI, Matakin, NU dan Muhammadyah. Sebagai wadah bersama bagi lembaga-lembaga keagamaan, IRC telah memainkan berbagai peran strategis dalam membangun dan berkontribusi terhadap keharmonisan dan kerukunan umat beragama di Indonesia sekaligus dalam menangani berbagai konflik yang pernah terjadi di Indonesia.

Bertempat di sekretariat CDCC, Jalan Brawijaya VIII No, 11, Selasa (31/10), IRC melakukan pertemuan segenap Dewan Presidium dan Eksekutif. Salah satu yang menjadi agenda, selain konsolidasi dan membahas berbagai program adalah pergantian kepengurusan pada IRC. Kepengurusan yg selama ini diemban oleh Muhammadyah dan PHDI yg menjadi Ketua Dewan Presidium dan Eksekutif telah habis masa baktinya.

Pada kesempatan tersebut Pdt. Gomar Gultom dari PGI dan Philip K. Widjaja, Walubi ditetapkan menjadi Ketua Dewan Presidium untuk masa bakti periode 2017-2019. Sedangkan Dewan Eksekutif terpilih Pdt. Penrad Siagian dan Paiman Mak. Serah terima kepengurusan segera dilakukan dari Muhammadyah yang diwakili oleh Prof. Syafiz Mughni kepada Pdt. Gomar Gultom sebagai Ketua Dewan Presidium IRC.

Pdt. Gomar Gultom langsung memimpin langsung memimpin rapat Dewan Presidium dan Eksekutif IRC

Selanjutnya, Pdt. Gomar Gultom langsung memimpin rapat Dewan Presidium dan Eksekutif IRC untuk membahas berbagai agenda IRC ke depan serta melakukan konsolidasi organisasi-organisasi keagamaan di bawah IRC. Rembuk Nasional tokoh-tokoh agama dan lembaga keagamaan akan menjadi agenda awal di tahun 2018. Setelah itu salah satu agenda yang tidak kalah penting adalah pelaksanaan World Interfaith Harmony Week yang akan diselenggarakan pada Februari 2018.

Pdt. Gomar juga akan mengagendakan pertemuan dengan menteri agama untuk membicarakan isu-isu terkait kebhinnekan. Selain dengan menteri agama IRC juga akan melaksanakan pertemuan dengan Prof. Din Syamsudin sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Agama dan Peradaban.

Hal ini dilakukan sebagai upaya mensinkronkan berbagai agenda-agenda dan program-program yang dapat dilakukan secara bersama.

Dalam konfensi pers di akhir pertemuan, seluruh presidium menyampaikan pesan kepada masyarakat Indonesia. Pesan utama dari para pimpinan agama tersebut adalah bahwa kemajemukan bangsa adalah anugerah dan modal sosial yang besar bagi bangsa dan negara untuk memajukan kehidupan bersama. Keberagaman yang ada di Indonesia mempunyai potensi besar bagi perdamaian dunia dan IRC dapat menjadi wadah untuk mewujudkan peran-peran strategis agama-agama tersebut bagi karya kemanusiaan.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*