BEIRUT, PGI.OR.ID – Institut Ekumenis Timur Tengah memegang nilai yang signifikan bagi gereja-gereja di tengah situasi yang penuh tantangan di Timur Tengah, demikian kata Pdt Dr Olav Fykse Tveit, Sekretaris Umum Dewan Gereja Dunia (WCC/World Council of Churches), saat bertemu dengan panitia, siswa, dan pengajar Institut Ekumenis Timur Tengahm pada 20 Juli saat berkunjung ke Beirut, Lebanon.
Tveit menyebut lembaga ini sebagai salah satu cara untuk mendukung gereja-gereja di wilayah bermasalah di Timur Tengah. Suatu ungkapan solidaritas dan cara yang layak untuk membangun hubungan. Institut Ekumenis Timur Tengah akan diresmikan pada 31 Juli 2015.
“Saya percaya gereja di wilayah ini akan mendukung inisiatif ini dan dapat terus bekerja,” kata Tveit yang menegaskan keberadaan Institut Ekumenis Timur Tengah ini sebuah inisiatif baru yang menjanjikan dan menginspirasi pelatihan kaum muda Kristen dalam hal sejarah dan pemikiran ekumenis.
Institut Ekumenis Timur Tengah mempromosikan persatuan dalam keberagaman, perdamaian dan keamanan bagi semua, dengan melatih peserta yang tertarik terlibat dalam pelatihan dan pikiran ekumenis.
Sekitar 40 siswa yang berpartisipasi dalam acara tahun ini berasal dari Lebanon, Mesir, Sudan, Yordania, Suriah, Palestina, dan Irak, yang mewakili beragam tradisi dan denominasi Kristen.
Diprakarsai oleh Federasi Siswa Kristen Dunia (World Student Christian Federation/WSCF) – Timur Tengah, Institut Ekumenis Timur Tengah bertujuan untuk mempromosikan dan memelihara ekumenisme dan kolaborasi antargereja di dunia Arab, serta membangun jembatan dengan mereka dari agama lain demi dialog yang jujur.
Sebagai badan pemuda Kristen yang didirikan pada 1895, WSCF telah menawarkan pengalaman berharga dalam pelatihan ekumenis kaum muda di kawasan Timur Tengah selama lebih dari 43 tahun.
“Dengan pengajar teologis yang berkualitas baik, lembaga ini memperkenalkan siswa untuk studi Alkitab dan keragaman tradisi Kristen, melatih mereka untuk melanjutkan warisan gerakan ekumenis,” katanya.
Beberapa tema dalam pelatihan ini meliputi dialog antargereja, ekumenisme, definisi, sejarah dan visi, ekumenisme di Timur Tengah, sejarah gereja di wilayah tersebut dan di seluruh dunia, lembaga ekumenis, sejarah dan pencapaian. Selain itu juga ada topik dialog antaragama, studi Alkitab, ekumenisme di gereja dan masyarakat, isu-isu kontemporer dan dampaknya terhadap populasi Timur Tengah, hak asasi manusia dan hak-hak perempuan, pendidikan, pengembangan, dan diakonia. (oikoumene.org/satuharapan.com)
