JAKARTA.PGI.OR.ID – Tuntutan agar Indonesia menjadi negara yang damai disampaikan oleh H. Lutfi A. Tamimi, sekretaris Lembaga Persahabatan Ormasi Islam (LPOI) dalam kegiatan seminar “Selamatkan Indonesia dari Radikalisme, Terorisme dan Separatisme” yang berlangsung diAuditorium Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (12/9). Acara ini dihadiri 20 Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam, Badan Intelejen Negara, Kepolisian RI, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI).
“Cukup pembiaran yang dilakukan pemerintah, jangan sampai terjadi di negara ini tokoh-tokoh atau pemuka agama berdiri di depan mengadu domba”, kata Tamimi saat memberikan sambutan dalam seminar tersebut. Bagi Tamimi, LPOI akan bekerja membangun persatuan bersama Ormas Islam maupun yang non-muslim.
Posisi ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sundawan dari Badan Intelijen Negara (BIN), yakni pentingnya kerja sama antaranak negeri untuk merangkul mereka yang terpapar radikalisme. Dalam pengamatan Sundawan, akar-akar radikalisme dan terorisme pada dasarnya sudah lama, yakni sejak pergulatan awal berdirinya negara Indonesi di mana propaganda anti Indonesia dan Pancasila sudah berkembang pada masa itu. Sel-sel dari gerakan ini terus hidup dan kemudian terkoneksi dengan gerakan transnasional. Karena itu, banyak orang Indonesia yang kemudian dibina di Afganistan maupun Filipina Selatan.
Pada kesempatan ini, Sundawan mengingatkan pentingnya mengembangkan pendidikan kebangsaan melalui lembaga keluarga, sekolah dan tempat ibadah mengingat lembaga seperti ini sering dipakai sebagai sarana propaganda anti Pancasila. Apalagi, sebagaimana diangkat oleh Kolonel Sujatmiko dari BNPT, sentiment agama memiliki kontribusi sekitar 40% terhadap radikalisme di Indonesia. Sejauh ini pemerintah berusaha merespons radikalisme dengan cara menaikan daya tangkal atau kontra radikalisasi, kemudian deradikalisasi dan kesiagapan
Dalam rangka menangkal radikalisasi, Prof DR. K.H. Said Aqil Siroj, MA, Ketua Umum LPOI, memandang perlunya mengembangkan Islam moderat (wasathiyyah) melalui proses edukasi sehingga peradaban yang mengakar pada budaya Indonesia dapat diperkuat. Kelompok-kelompok radikal memang berkembang di Indonesia, namun sejauh menurut Aqil Siroj Indonesia memiliki pilar masyarakat sipil yang kuat sehingga berkontribusi bagi penguatan negara. Bahkan, nasionalisme Indonesia menurut Aqil Siroj diperjuangkan oleh para ulama, jadi ada rajutan antara semangat nasionalisme dan agama. Karena itu, bagi Aqil Siroj, Ormas-Ormas Islam perlu bekerja sama, termasuk dengan yang non-muslim, untuk memperkuat negara dengan ideologi Pancasila.
Pewarta: Beril Huliselan
COPYRIGHT@PGI 2019