TOMOHON,PGI.OR.ID-Salah satu tokoh senior Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pendeta Prof Dr Wilhelmus Absalom Roeroe tutup usia pada Minggu dinihari, 27 Desember 2015 di Rumah Sakit Bethesda Tomohon, Sulawesi Utara. Selama hidupnya, Pendeta Roeroe dikenal sebagai sosok penjunjung tinggi kebersamaan umat dan martabat warga Minahasa.
Menurut Pdt. Gomar Gultom, MTh, Sekretaris Umum PGI, Pendeta Roeroe adalah salah satu contoh pimpinan gereja yang konsisten dalam menjalani dan menghidupi keputusan-keputusan oikoumenis. Dia tak rela persidangan-persidangan oikoumenis yang berharga itu berlalu begitu saja dalam dokumen di atas kertas.
Itu sebabnya, saat Pendeta Roeroe melayani sebagai Ketua Sinode GMIM, dia menginstruksikan agar Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG) hasil Sidang Raya dijadikan satu mata kuliah di Fakuktas Teologi UKI Tomohon (UKIT), bukan hanya bagian kecil dari Sejarah Gereja atau pun bagian dari Ekumenika.
Lanjut Pdt. Gomar, tiga periode menjadi Ketua Sinode GMIM, dua periode menjadi salah seorang Ketua MPH PGI dan satu periode sebagai anggota Majelis Pertimbangan PGI sudah suatu bukti perjalanan panjang seorang pengabdi bagi gerakan oikoumene.
Pendeta Roeroe yang pernah menjabat Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) periode 1970-1990 dan 1995-2000 adalah figur yang sangat dicintai rakyat Sulawesi Utara, khususnya Minahasa. Sebagai pemimpin gereja terbesar di Minahasa, Pendeta Roeroe sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan antarumat beragama.