JAKARTA,PGI.OR.ID-Gedung Grha Oikoumene yang terletak di Jalan Salemba Raya 10, Jakarta Pusat, secara resmi telah diserahkan dari panitia pembangunan kepada MPH PGI, dengan ditandai penandatanganan naskah antara Ketua Panitia Pembangunan Grha Oikoumene Edwin Soeryadjaja dan Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang, Ketua Umum PGI, Rabu (2/12), di aula lantai 5 gedung tersebut.
Prosesi serahterima yang dirangkai dengan ibadah syukur dan Perayaan Adven ini, berlangsung hikmat. Diawali dengan pengambilan padi oleh panitia pembangunan dan kemudian diserahkan kepada MPH PGI. Padi tersebut melambangkan agar Grha Oikoumene bisa menjadi tempat bagi gereja-gereja merendahkan diri untuk menyalurkan cinta kasih Allah kepada mereka yang tertindas karena perbedaan status sosial ekonomi, kepada mereka yang mengalami disabilitas, dan kepada mereka yang terdiskriminasi karena perbedaan yang mereka miliki, sebagai wujud rumah tangga Allah yang membangun pengharapan.
Momentum yang akan menjadi sejarah bagi PGI itu, tidak hanya disaksikan oleh staf, karyawan, dan pensiunan PGI, tetapi juga para pendeta, pimpinan ormas, serta pimpinan lembaga gerejawi aras nasional.
Dalam sambutannya, Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang, Ketua Umum PGI, menegaskan sangat bersyukur atas serah terima Gedung Grha Oikoumene, karena pada awal pembangunannya sempat muncul kekhawatiran. Namun, pembangunan akhirnya dapat dilakukan dalam keyakinan iman dan sebuah pengharapan akan pertolongan Tuhan.
“Sekarang kita bisa mengumandangkan kembali pengakuan iman yang sama dalam Mazmur 127: Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, maka sia-sialah usaha yang membangunnya. Pada kesempatan ini rasa penghargaan yang mendalam dan terima kasih yang tulus, sebagai MPH PGI kami sampaikan kepada panitia pembangunan, yang bersedia menerima tugas yang berat ini, dan melakukannya dengan sukacita dan penuh tanggungjawab sehingga pekerjaan ini dapat selesai. Terima kasih juga tentunya disampaikan kepada Tuhan yang empunya gereja, dan yang mengawali gerakan oikoumene ini sehingga menggerakkan banyak orang, baik pribadi-pribadi maupun gereja-gereja untuk mendukung pembangunan gedung ini melalui persembahan syukur mereka,” katanya.
Ke depan, lanjut Pdt. Henriette, tentu tugas kita adalah bagaimana melengkapi, dan membuat Grha Oikoumene ini menjadi rumah yang sejuk bagi semua, dan terutama memelihara rumah ini menjadi rumah bersama gereja-gereja di Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam menumbuhkan, mendamaikan, dan membarui ciptaan Tuhan, sehingga kebenaran dan keadilan Allah menjadi nyata.
Selain itu, Pdt. Henriette juga menambahkan: “Keyakinan ini semoga mendorong gereja-gereja untuk lebih bersatu dalam pelayanannya, mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada. Dan, kita bersyukur bahwa Grha Oikoumene bukan hanya berpungsi sebagai kantor PGI tetapi menjadi rumah bersama, tempat berkumpul orang-orang yang sehati memikirkan dan merancang hal-hal yang berguna bagi masyarakat Indonesia, dan bagi bumi yang kita cintai ini. Menembusi perbedaan denominasi, perbedaan agama, perbedaan suku dan perbedaan ras. Dan semoga semangat kebersamaan ini terus kita pelihara hingga Grha Oikoumene ini menjadi berkat bagi sekitarnya, dalam membangun kehidupan bersama sebagai keluarga Allah.”
Di awal sambutannya, dia juga menyampaikan sukacita karena melalui kegiatan serahterima ini, umat bisa berkumpul merayakan Adven, yaitu masa-masa penantian, persiapan, dengan penuh harap kita menanti kedatangan Kristus, Juru Selamat. “Sebagai gereja seringkali masa Adven ini kita lupakan, dan sering kali tenggelam dalam keinginan untuk cepat merayakan Natal. Beberapa tahun ini PGI mengupayakan bahwa setiap minggu pertama Adven atau setiap antara minggu pertama dan minggu keempat kita adakan perayaan Adven ini, untuk mempersiapkan diri kita, untuk meneliti kehidupan kita apakah kita hidup sesuai dengan panggilan Kristus,” tandasnya.
Sementara itu, Edwin Soeryadjaja juga menyampaikan ucapan syukur karena pada akhirnya panitia pembangunan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. “Semua boleh terjadi hanya karena karunia Tuhan, karena ketika diberikan tugas ini kami merasa berat lantaran banyak kendalanya terutama dana. Namun kami percaya Tuhan akan membuka jalan,” tegasnya.
Sedikit menilik ke belakang, proses pembangunan Grha Oikoumene diawali dengan peletakan batu pertama yang dilaksanakan pada 25 Mei 2012, bertepatan dengan peringatan HUT ke-62 PGI. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Ketua Umum PGI ketika itu, Pdt. Dr. A.A. Yewangoe, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Taufik Keimas (Alm), didampingi oleh beberapa Wakil Ketua MPR, serta beberapa tokoh Kristen, dan pimpinan gereja.
Perjalanan pembangunan Grha Oikoumene memang sempat mengalami tantangan. Walaupun peletakan batu pertama telah berlangsung dan panitia pembangunan telah siap untuk melakukan pembangunan, namun gedung lama belum dapat dibongkar karena masih terdapat perbedaan pendapat antara MPH-PGI dan GMKI. Barulah sekitar 7 bulan kemudian, gedung lama dirubuhkan.
Grha Oikoumene sebagai rumah bersama untuk menjadi berkat bagi banyak orang dapat diresmikan pada 15 Oktober 2015. Disaksikan dan dihadiri pula oleh gereja-gereja anggota yang berada di Jabodetabek, PGI Wilayah, mitra dalam dan luar negeri, pejabat pemerintahan, dan seluruh sahabat bahkan pensiunan PGI.
Editor: Jeirry Sumampow