PGI — Jakarta. Minggu (24/8/2014), berlangsung Ibadah Syukur 175 Tahun Gedung Gereja Immanuel DKI Jakarta. Selain jemaat, ibadah yang berlangsung pukul 18.30 WIB itu juga dihadiri para undangan.
Dalam khotbahnya, Pdt. Dr. A.A. Yewangoe mengatakan selain menjadi saksi sejarah di masa penjajahan, dan masa transisi kemerdekaan, keberadaan Gedung Gereja Immanuel juga sebagai simbol dari kerukunan hidup beragama di Indonesia karena posisinya yang berdekatan dengan Masjib Istiqlal dan Gereja Katolik Katedral. Selain itu, juga menjadi simbol keberagamaan, dan menjadi tempat bersekutu dengan Allah.
Sebab itu, diharapkan keberadaannya tidak sekadar menjadi monumen, tetapi dari sana terpancar kabar baik, sinar, dan pengharapan bagi bangsa Indonesia.
Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel DKI Jakarta, Pdt. H.D. Matulapelwa dalam sambutannya usai ibadah mengungkapkan, melalui persekutuan yang ada di gereja ini, akan mewujud menjadi umat yang “bergereja” di tengah kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini selaras dengan Tiga Tugas Panggilan dan Pengutusan Gereja yaitu Persekutuan, Pelayanan dan Kesaksian.
“Kiranya persekutuan peribadahan yang telah berlangsung selama 175 tahun sampai dengan hari ini dan seterusnya menghasilkan pribadi-pribadi yang giat melayani dan bersaksi membangun masa depan yang lebih baik bersama saudara sebangsa dan setanah air di NKRI yang kita cintai,” tegasnya.
Rangkaian perayaan HUT ke 175 tahun Gedung Gereja GPIB Immanuel DKI Jakarta telah dilaksanakan sejak Minggu (3-17/8/2014) berupa pelaksanaan khotbah tematik, dan pada Sabtu (9/8/2014), yaitu gotong royong jemaat dengan masyarakat dan warga TNI-AL Pondok Dayung, untuk menciptakan lingkungan yang bersih di sekitar gereja. (ms)
Be the first to comment