Ibadah dan Pembukaan Sidang MPL-PGI 2016

Pdt. DR. Henriette Hutabarat-Lebang saat pemukulan gong

JAKARTA,PGI.OR.ID-Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) dibuka secara resmi oleh Pdt. DR. Henriette Hutabarat-Lebang, Ketua Umum PGI, dengan pemukulan gong, di Lapangan Open Stage Pagoda, Parapat, Sumatera Utara, hari Jumat (22/1), usai ibadah, disaksikan para  pimpinan sinode, anggota MPL-PGI, pejabat pemerintah daerah serta seluruh undangan, dan jemaat.

Sebelumnya, prosesi Pembukaan Sidang MPL-PGI yang akan berlangsung sejak 22-26 Januari 2016 ini, diawali pawai yang diikuti oleh MPH-PGI, pimpinan pemerintah daerah, mitra PGI dari dalam dan luar negeri, pendeta, mahasiswa serta jemaat, dari HKBP Parapat menuju Lapangan Open Stage Pagoda, Parapat. Meski terik panas matahari menyengat namun hal itu tidak mengurangi sukacita mereka untuk mengikuti pawai tersebut.

Pawai dari Gereja HKBP Parapat menuju lapangan Open Stage
Pawai dari Gereja HKBP Parapat menuju lapangan Open Stage

Setibanya di lapangan, langsung diadakan ibadah pembukaan. Bishop Darwis Manurung, STh, M.Psi, Pimpinan Gereja Methodist Indonesia (GMI) menjadi pelayan firman dalam ibadah ini. Ibadah berlangsung hikmat. Sejumlah paduan suara, diantaranya paduan suara GMI Bandar Baru Sibolangit, Sumut, paduan suara Immanuel dari Universitas Methodist Indonesia, Medan, turut ambil bagian dengan menaikkan puji-pujian.

Dalam kotbahnya Bishop Darwis menegaskan, bahwa keserakahan yang dapat menjadi gelora samudra yang menakutkan haruslah kita tentang. Pemicu gelora itu adalah hati. Hati yang sederhana dapat menaklukkan keserakahan yang mencoba menguasai kita.

“Namun demikian Allah tidak otomatis mengangkat kita dari samudra raya, tetapi Allah senantiasa mengulurkan tangannya senantiasa menyediakan pertolongan. Sebab itu, saat kita menggapai tangan Tuhan, maka disaat itulah kita diangkat dan dibebaskan dari samudra raya. Buah dari setiap orang yang diangkat dari samudra raya ialah keugaharian yang akan menciptakan solidaritas, memelihara keberagaman. Sidang MPL ini akan mengajak kita semua mengungkapkan hati kita, menyambut uluran tangan Tuhan, yang membuat kita memiliki hati yang sederhana sehingga menciptakan solidaritas dan keberagaman di bumi Indonesia,” katanya.

MPH-PGI, pimpinan Sinode GMI serta undangan
MPH-PGI, pimpinan Sinode GMI serta undangan

Sementara itu, Pdt. Henriette Hutabarat-Lebang dalam sambutannya menegaskan, bahwa Allah yang setia memelihara seluruh ciptaannya, menolong, menguatkan bahkan mengangkat kita dari berbagai kemelut yang dihadapi baik sebagai keluarga, gereja, masyarakat, dan sebagai bangsa. “Keyakinan ini akan mempertahankan kita untuk maju bersama-sama menumbuh kembangkan semangat persaudaraan, dan menghargai keberagaman yang ada,” tandasnya.

Lebih jauh Pdt. Henriette menambahkan: “Gereja hadir di tengah masyarakat majemuk Indonesia, dan firman Tuhan menasehati kita untuk mengusahakan kesejahteraan kota maupun kesejahteraan desa di mana kita berada, sebab kesejahteraanya adalah kesejahteraan kita juga. Firman Tuhan ini mendorong kita untuk menghargai keberagaman dalam komunitas dimana pun kita berada. Mengembangkan sikap hidup yang bersahabat dengan semua orang apapun latarbelakangnya, dan dengan semua ciptaan Allah, termasuk memelihara Danau Toba.”

MPH-PGI ikut manortor, diakhiri acara pembukaan Sidang MPL PGI 2016
MPH-PGI ikut manortor, diakhiri acara pembukaan Sidang MPL PGI 2016

Ditambahkan pula, kita perlu belajar untuk mengatasi nafsu keserakahan, yaitu kecenderungan memupuk banyak hanya untuk diri sendiri, dan melupakan atau mengabaikan orang lain. Sebab itu pentingnya spiritualitas keugaharian, menerima dan mensyukuri berkat Tuhan seraya membagi kehidupan kepada siapapun, termasuk memelihara ciptaan Allah. Karena bumi ini adalah rumah kita bersama.

Kegiatan pembukaan Sidang MPL-PGI yang berlangsung sekitar 3 jam ini, ditutup dengan berbagai kesenian dan budaya dari etnis Batak.

 
Editor: Jeirry Sumampow