JAKARTA,PGI.OR.ID-Warga gereja dari berbagai denominasi mengikuti Ibadah dan Doa Syukur 500 Tahun Reformasi di GBI Mawar Saron, Jalan Kelapa Hybrida Timur, Kelapa Ibading, Jakarta Utara, Selasa (7/11).
Kurangnya kasih, kebencian dan dendam, tuduhan palsu, diskriminasi, penganiayaan, komunikasi yang rusak, intoleransi, ekstrimisme agama, perpecahan, penyalahgunaan kekuasaan, pemisahan, dan kesombongan adalah pokok-pokok doa yang disampaikan. Menarik, setiap pokok doa itu ditulis pada steroform dan dibawa oleh perwakilan aras gereja, perempuan, dan pemuda, yang kemudian disusun menjadi satu bangunan gereja.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang menegaskan, bahwa 500 Tahun Reformasi adalah peristiwa yang menyakitkan karena dalam prosesnya menyebabkan luka di hati dan akhirnya menimbulkan perpecahan. “Maka ketika kita merayakannya, kita diajak untuk melekatkan satu dengan yang lain. Melakukan pertobatan dalam setiap kehidupan pribadi juga dalam kehidupan gereja,” katanya.
Lebih jauh Ketua Umum PGI menjelaskan, satu dokumen penting dalam sejarah abad 21 yaitu Dari Konflik ke Rekonsiliasi, yang setelah melalui percakapan panjang akhirnya dilounching saat dimulainya peringatan 500 Tahun Reformasi di Lund, Swedia, di mana Paus Fransiskus turut hadir. “Kalau mau perdamaian maka kita harus mengaku dosa satu dengan yang lain. Paus dalam doanya mengajak kita untuk mempromosikan perdamaian,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Dirjen Bimas Kristen RI Prof. Dr. Thomas Pentury, M. Si. Perayaan 500 tahun Reformasi, menurutnya, sebagai momentum untuk menyembuhkan luka-luka yang ada. “Kini tugas gereja adalah membangun wawasan oikoumenis, membangun etika, dan membangun serta menghargai nilai-nilai kemajemukan,” tandas Thomas.
Mengutip 1 Korintus 15:58, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta di Indonesia (PGPI) Pdt. Dr. Jacob Nahuway dalam khotbahnya mengajak umat untuk berdiri teguh, dan kembali kepada Alkitab, seperti yang ditegaskan oleh Martin Luther, dalam menghadapi semua persoalan.
“Gereja sekarang sering diperhadapkan kepada perpecahan karena perbedaan dogma dan tafsiran. Sebab itu, biarlah kita kembali kepada Alkitab untuk menyelesaikannya,” ujar Jacob.
Jacob juga menegaskan sudah saatnya kita menghilangkan sekat-sekat organisasi, denominasi, dan lainnya untuk mewujudkan kesatuan gereja.
PGPI selaku tuan rumah, pada saat yang sama melaksanakan Rapat Kerja Nasional Akbar tahun 2017. Sementara Ibadah dan Doa Syukur 500 Tahun Reformasi dilaksanakan oleh Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI).
Be the first to comment