JAKARTA,PGI.OR.ID-Di tengah sebagian warga dunia, khususnya umat Muslim, menjalankan ibadah akhir bulan suci Ramadhan dan persiapan perayaan hari raya Idul Fitri, dunia kembali dihentakkan dengan sebuah peristiwa kemanusiaan yang mengoyak nilai-nilai kemanusiaan. Dalam sepekan terakhir, kembali terjadi beberapa aksi teror bom bunuh diri di sejumlah tempat di lima negara, dan menimbulkan korban yang tidak sedikit.
Sebagai lembaga kemanusiaan, Humanitarian Forum Indonesia, yang merupakan suatu forum dari 14 lembaga kemanusiaan yang berbasis agama, yaitu Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (LPB Muhammadiyah / MDMC), Dompet Dhuafa, Yayasan Tanggul Bencana Indonesia, Yakkum Emergency Unit, Wahana Visi Indonesia, KARINA (Caritas Indonesia), Perkumpulan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat, PKPU, Church World Services Indonesia, Habitat for Humanity Indonesia, Rebana Indonesia, Unit Pengurangan Resiko Bencana Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Rumah Zakat dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama, dalam pernyataan sikapnya, menyatakan keprihatinan yang mendalam dan mengecam keras aksi-aksi penggunaan kekerasan dan menebar teror di masyarakat, khususnya di saat umat Muslim sedang menjalankan ibadah bulan Ramadhan dan persiapan hari raya Idul Fitri.
Humanitarian Forum Indonesia menyerukan beberapa hal, pertama, mengutuk keras tindakan teror bom dengan alasan apapun yang terjadi di beberapa belahan dunia, di antaranya di bandara internasional Ataturk di Istanbul-Turki; di kafe/restoran di Gulshan, Dhaka-Bangladesh; di pasar Karada, Baghdad-Irak; di luar masjid Nabawi di Madinah-Arab Saudi; dan di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah-Indonesia, yang dilakukan saat umat Muslim masih menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan persiapan menyambut hari raya Idul Fitri.
Kedua, mengecam segala bentuk kekerasan dan teror dengan menghilangkan nyawa orang lain ataupun nyawanya sendiri. Tidak ada satu agama pun yang mengajarkan bunuh diri sebagai salah satu jalan dalam membuktikan keimanan seseorang. Ketiga, terorisme merupakan musuh bersama seluruh umat manusia. Oleh karenanya, diperlukan kerjasama semua pihak tidak terkecuali, khususnya kerja bersama pihak keamanan dan unsur-unsur yang terkait untuk segera mengusut tuntas kasus ini dengan akuntabel dan juga dengan memperhatikan kaidah-kaidah kemanusiaan serta memastikan rasa aman di masyarakat.
Keempat, masyarakat diharapkan untuk bersatu dan saling menguatkan, tetap tenang dan selalu waspada terhadap kondisi di lingkungan sekitar tempat tinggal atau tempat kerja serta berpartisipasi dalam menjaga keamanan lingkungan dengan berkoordinasi dengan aparat keamanan.
“Kami berharap dengan usaha yang sungguh-sungguh, terorisme dapat dihentikan untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan pemartabatan yang bersumber dari berbagai ajaran agama dan keyakinan. Kerjasama dari seluruh pihak dan optimisme dalam memerangi terorisme menjadi penting dalam menjaga perdamaian di muka bumi ini,” demikian pernyataan sikap tersebut.