Hillary Clinton: Sejak Dahulu Hingga Sekarang Alkitab Berpengaruh Besar Pada Pemikiran Saya

Dalam pelucuran Memoar barunya, Hillary Clinton terlihat lebih personal dari penampilan sebelumnya. Meskipun demikian, buku ini semacam mengungkap wawasan langka bagaimana kiprah Hillary Clinton berada di jantung politik internasional di mana pada saat yang bersamaan ia berperan sebagai seorang istri, seorang ibu, dan dengan seorang anak perempuan.

Dalam kesibukan kegiatan tur bukunya dan serangkaian wawancara, sangat mengagumkan bahwa ia masih sempat membaca untuk dirinya.

Kepada New York Times, Hillary mengatakan bahwa ia masih sedang membaca “The Goldfinch” (oleh Donna Tartt), “Mom & Me & Mom” (oleh Maya Angelou), dan “Missing You” (oleh Harlan Coben).

Selera bacaannya cukup beragam. Ia suka membaca tulisan dari John Grisham dan Daniel Silva, hingga ke Hilary Mantel dan Alice Walker.

Namun ia juga mengagumi beberapa literatur seperti “kegiatan pengisi waktu luang dan kesenangan yang dianggap kurang bermanfaat menurut kebanyakan orang”, misalnya buku memasak, mendekor, program diet untuk diri sendiri, dan berkebun.

Beberapa orang mungkin akan terkejut ketika mengetahui bahwa ternyata di lemari bukunya, Hillary Clinton mengoleksi memoar dari orang-orang Partai Republik, seperti Presiden George W. Bush (“Decision Points”) dan Senator John McCain (“Faith of My Fathers”).

Ketika New York Times menanyakan buku apa yang patut dibaca oleh para pelajar/mahasiswa, ia menjawab: “Pride and Prejudice” oleh Jane Austen, “Out of Africa” oleh Isak Dinesen, dan “Schindler’s List”.

Namun ketika ia diminta menyebutkan satu buku yang membuat dirinya seperti sekarang ini,  Hillary Clinton dengan jelas menyatakannya, “Pada risiko yang tidak dapat diduga kemunculannya, Alkitab sejak dahulu hingga sekarang masih tetap memberi pengaruh terbesar pada setiap pemikiran saya.”

“Saya terbangkitkan dengan membaca Alkitab, memasukkan ayat-ayat Alkitab ke dalam memori saya dan saya dibimbing/dituntunnya dari ayat-ayat tersebut. Saya masih menganggap Alkitab sebagai sumber hikmat, kedamaian, dan pendorong semangat.”

Diterjemahkan oleh: Boy Tonggor Siahaan

Sumber: christiantoday.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*